Sentani (ANTARA) - Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan telah menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia di mana merupakan ideologi terbuka dan nilai dasar Pancasila yang tidak perlu dipertanyakan lagi karena bersifat mutlak.
Dalam implementasi nilai Pancasila khususnya dalam kehidupan bermasyarakat di Bumi Cenderawasih telah berjalan, di mana sikap saling menghargai antar sesama umat beragama senantiasa terus terjaga hingga kini.
Misalnya saja, munculnya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan komunitas seperti Forum Komunikasi Lintas Kerukunan Nusantara (FORKOM-LKN) Papua serta forum Solidaritas Paguyuban Nusantara (Sopan) di Kabupaten Jayapura telah menunjukkan komitmen bersama menuju satu tujuan untuk Papua bangkit, mandiri dan sejahtera.
Sehingga dengan dengan keharmonisan antar paguyuban yang tergabung dalam satu forum menjadi ikatan yang sangat kuat dalam pembangunan di provinsi paling timur Indonesia ini.
Keberagaman umat beragama dapat dilihat dengan banyaknya suku dari berbagai daerah di Indonesia yang mendiami di Bumi Cenderawasih sehingga itu menjadi pemicu guna mendorong semangat gotong royong dalam pembangunan.
Apalagi masyarakat di Papua khususnya Kabupaten Jayapura begitu menjaga toleransi kehidupan beragama dengan sangat baik.
Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus Maclarimboen mengatakan lingkungan keluarga menjadi faktor penting untuk terciptanya situasi aman baik dalam pembangunan maupun harmonisasi dalam konteks perkembangan kehidupan manusia.
Menurut Fredrickus, jika dari lingkungan keluarga sudah terbiasa dengan kedamaian maka akan berdampak pada lingkungan sekitar (RT/RW) kemudian kampung, distrik dan lebih luas lagi yaitu kabupaten bahkan provinsi.
"Kuncinya di situ jika lingkungan sekitar sudah tertib maka akan berkembang dalam kehidupan yang lebih baik ke depan," katanya.
Jika berbicara terkait gangguan keamanan maka Kapolres Fredrickus mengajak semua pihak untuk tidak memberikan ruang terhadap semua tindakan yang ujungnya akan merugikan masyarakat.
Sehingga di sini perlunya peran dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan semua pemangku kepentingan agar bergandengan tangan menjaga harmonisasi tetap terjaga.
Komunikasi menjadi salah satu sarana yang penting guna menyampaikan pesan-pesan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) demi menjaga stabilitas keamanan di lingkungan.
"Namun pada intinya siapapun yang mendiami Tanah Papua harus menjunjung nilai-nilai adat dan norma sosial yang ada," ujarnya.
Pendekatan Spiritual dan Edukatif
Ketika di lingkungan telah tercipta situasi aman dan damai maka ke depan perkembangan pembangunan baik fisik dan non fisik akan berjalan mulus tanpa gangguan kamtibmas.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura Pdt. Alberth Yoku mengatakan dalam pelaksanaan pembangunan di Papua perlu menerapkan pola pendekatan spiritual (Kerohanian) dan edukatif (mendidik).
Dua pola tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan di kota dan daerah terpencil di Papua, di mana pola spiritual berpengaruh terhadap pembangunan rumah ibadah baik Islam, Kristen, Hindu dan Budha sedangkan edukatif berperan terhadap adanya lapangan terbang di wilayah pedalaman.
"Ini yang selalu saya katakan karena pembangunan di Papua dapat dikerjakan dan diselesaikan melalui dua pendekatan ini," kata Yoku.
Semua tokoh agama di Kabupaten Jayapura pada 2016 telah menandatangani pernyataan bahwa "Bumi Kenambai Umbai" tersebut merupakan zona kerukunan umat beragama dan budaya.
Dengan demikian melalui semangat itulah, maka pembangunan di Kabupaten Jayapura terus dilakukan dalam bhineka tunggal ika.
Tidak hanya itu, bahkan telah mendapat pengesahan dari pemerintah terkait dengan adanya kampung kebhinekaan, lokasinya berada pada satu kampung di Distrik Sentani Kota dan lainnya di Distrik Nimboran.
Hidup Berdampingan
Setelah dinyatakan sebagai zona kerukunan umat beragama dan budaya tentu hidup saling berdampingan dan menghargai menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkannya.
Apalagi dengan segala keberagaman budaya yang ada di Papua khususnya Kabupaten Jayapura menjadi alasan kuat untuk tetap menjaga jangan terjadi gesekan yang berakibat terjadinya perpecahan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Hanna Hikoyabi mengatakan pihaknya mengajak semua masyarakat yang ada di wilayah itu senantiasa bergotong royong sesuai dengan nilai Pancasila.
"Ini nilai positif yang sangat baik untuk diterapkan dalam mewujudkan harmoni kehidupan masyarakat di Papua," katanya.
Diharapkan pemuda di Kabupaten Jayapura dan pada umumnya di Papua dapat mempraktikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pasalnya, kekuatan harmoni inilah yang akhirnya membangun Papua semakin hari semakin berkembang menuju perubahan ke arah lebih baik.