Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua melibatkan sebanyak 40 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada ajang Border Trade Fair (BTF) RI–PNG 2025 yang digelar di kawasan perbatasan Skouw, Kota Jayapura.
Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Papua Yohanes Walilo di Jayapura, Kamis mengatakan, keterlibatan UMKM Papua dalam kegiatan lintas batas tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Papua Nugini.
“Pada ajang BTF kami melibatkan 40 UMKM baik dari pihak PNG maupun Papua, di mana pelaku usaha tersebut yang berpotensi dilakukan ekspor," katanya.
Menurut Yohanes, ajang ini menjadi pendorong kerja sama di bidang perdagangan baik dari pihak Provinsi Weseptik maupun di Papua.
"Papua sudah punya pasar perbatasan yang dibangun pemerintah, melalui kegiatan ini pihaknya ingin memperluas sektor perekonomian masyarakat di kawasan Skouw-Vanimo," ujarnya.
Dia menjelaskan, Border Trade Fair menjadi momentum penting bagi pelaku UMKM Papua untuk memperluas jaringan dan mengenalkan produk lokal unggulan, seperti hasil pertanian, kerajinan tangan, serta makanan olahan khas daerah.
"Kami berharap ke depan ada mekanisme perdagangan yang lebih terbuka. Jika izin lintas batas antara dua negara disepakati, kendaraan dan barang dari Papua dapat lebih mudah masuk ke Vanimo untuk kegiatan ekonomi," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya sangat berkomitmen memperkuat koordinasi dengan instansi terkait dan otoritas perbatasan agar kegiatan perdagangan lintas batas dapat berlangsung lancar, berkelanjutan, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di wilayah perbatasan.
"Kami mengajak masyarakat di Kota Jayapura dan sekitarnya untuk datang ke kegiatan BTF 2025 karena pelaksanaannya dilakukan selama tiga hari dari 9-11 Oktober 2025," ujarnya.

