Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor, Papua, menyebut kudapan pangan lokal memiliki asupan gizi dan merupakan makanan yang sehat.
"Lomba membuat kudapan berbahan pangan lokal momentum bagi kita untuk merefleksikan pentingnya ketahanan pangan," ujar Wakil Bupati (Wabup) Biak Numfor Jimmy Carter Rumbarar Kapissa membacakan sambutan Bupati Markus O Mansnembra membuka kegiatan lomba pangan kudapan lokal di Biak, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan tersebut bukan sekadar lomba, tetapi juga wujud komitmen pihaknya dalam mendukung kedaulatan pangan, khususnya memanfaatkan kekayaan sumber daya pangan lokal dimiliki Kabupaten Biak Numfor.
"Melalui acara ini saya melihat ada beberapa hal penting yang ingin kita capai bersama, yakni penguatan diversifikasi pangan," katanya.
Jimmy menyebut selama ini masyarakat terlalu bergantung pada satu jenis pangan pokok, seperti beras. Padahal kabupaten tersebut memiliki beragam bahan pangan lokal yang sangat potensial, seperti keladi, singkong, umbi-umbian, jagung, sagu, dan lainnya.
"Lomba ini mengajak kita untuk mengeksplorasi dan berinovasi menciptakan kudapan yang lezat dan bergizi dari bahan-bahan tersebut," ujarnya.
Sedangkan hal lain didapat dari kegiatan ini, lanjut dia, adanya peningkatan nilai ekonomi dengan mengolah bahan pangan lokal menjadi kudapan yang menarik dan bernilai jual tinggi.
Dengan kudapan pangan lokal, menurut Jimmy, dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
"Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya bagi para petani dan pelaku UMKM," katanya.
Lomba tersebut, menurutnya, juga merupakan edukasi pangan sehat dan bergizi dengan kudapan berbahan dasar lokal sering kali lebih alami dan kaya akan nutrisi.
"Melalui lomba ini kami mengedukasi masyarakat, terutama ibu-ibu dan generasi muda, tentang pentingnya mengonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA)," kata Jimmy menyampaikan pesan Bupati Markus Mansnembra.
Jimmy mengatakan Pemkab Biak Numfor mengapresiasi budaya kuliner lokal karena setiap daerah memiliki ciri kuliner yang unik.
"Lomba ini menjadi ajang untuk melestarikan dan memperkenalkan kembali resep-resep tradisional yang mungkin sudah mulai terlupakan. Ini adalah cara kita merayakan kekayaan budaya kuliner warisan leluhur," ujarnya.

