Jayapura (ANTARA) - Gubernur Papua Mathius Fakhiri menegaskan bahwa pemanfaatan potensi lokal menjadi strategi utama dalam mempercepat pembangunan daerah di tengah keterbatasan anggaran.
“Pendekatan ini dinilai sebagai langkah realistis untuk memastikan manfaat pembangunan dirasakan langsung oleh masyarakat Papua,” katanya di Jayapura, Kamis, (6/11).
Menurut Mathius, karena itu setiap wilayah di Papua memiliki potensi unggulan yang dapat dikembangkan, mulai dari hasil pertanian, kerajinan, hingga usaha kecil dan menengah.
“Jika potensi tersebut diolah dan dipasarkan dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat dapat meningkat tanpa harus bergantung penuh pada dana pemerintah,” ujarnya.
Dia menjelaskan, karena setiap desa dan kota punya sumber daya yang bisa dioptimalkan. Sehingga nilai tambah dari produk lokal harus dirasakan masyarakat sebelum dipasarkan ke luar provinsi.
“Apalagi kebijakan itu sejalan dengan kondisi ekonomi Papua yang terus membaik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Adriana Helena Carolina mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Papua, perekonomian daerah tersebut tumbuh 4,21 persen pada Triwulan III-2025 secara tahunan (year-on-year).
“Di mana nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp22,7 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp13,45 triliun,” katanya.
Menurut Adriana, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor real estat yang naik 8,26 persen, diikuti peningkatan ekspor barang dan jasa sebesar 7,51 persen.
“Kami juga mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama perekonomian Papua dengan porsi 54,69 persen dari total PDRB,” ujarnya.

