Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom, Provinsi Papua, mendorong pengembangan perkebunan buah naga karena dianggap memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan permintaan pasarnya cukup bagus.
"Dari Arso 14 itu potensi sangat bagus sekali, per hektare dalam 3 bulan sekali panen karena memakai pupuk organik. Permintaan pasar khususnya pasar swalayan meningkat," ujar Wakil Bupati Keerom Muhammad MArkum, di Jayapura, Kamis.
Ia mengungkapkan kini Pemkab Keerom sudah membuat sentra perkebunan buah naga dan lahan yang tersedia dianggap cukup besar untuk memproduksi komoditas tersebut dalam skala besar.
"Ini khusus daerah Skanto, mudah-mudahan lancar karena perawatan buah naga agak susah," katanya.
Menurutnya untuk menjalankan program tersebut, pihaknya terlebih dulu sudah menyekolahkan puluhan anak muda guna mempelajari pola perawatan buah naga di salah satu daerah di Pulau Jawa.
Markum mengakui kini hasil produksi Buah Naga di Keerom belum mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal Papua sehingga pihaknya belum berencana mengekspor komditi tersebut.
Namun ia memandang perkebunan buah naga yang tersentra bisa memiliki dampak ekonomi lainnya karena kini wilayah Skanto (distrik Skanto), mulai menjadi daerah agro wisata.
"Rencananya saya akan mengarah ke situ, karena kalau orang sudah mengenal Arso 14 dengan sendirinya mengetahui buah naga itu," kata Markum. (*)