Fakfak (Antaranews Papua) - Salah satu kerajaan tradisional di Semenanjung Onin, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, kini memiliki raja baru yang diangkat dan dikukuhkan, di Kampung Werpigan, Distrik Wartutin, Kabupaten Fakfak, Rabu (14/2).
Ketua Dewan Adat Baham Sirzet Gwasgwas yang memimpin acara pengangkatan dan pengukuhan M. Syahril Yusuf Bay sebagai Raja Nadi Baham Sanggaria Atiati, menggantikan raja sebelumnya (Alm) Yusuf Bay Mata.
Tradisi adat ini merupakan proses yang sangat sakral dan turun temurun diwariskan kepada generasi bukan hanya sekarang tetapi juga untuk generasi masa yang akan datang tetap seperti ini , diharapkan generasi jaman now agar selalu belajar tentang warisan budaya dan tradisi tradisi adat.
Kapolres Fakfak AKBP Deddy Fouri Millewa SH SIK yang mengaku berada di tempat acara ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Rabu, mengatakan sesepuh dari keluarga raja sangat berterima kasih kepada seluruh tamu undangan karena sudah meluangkan waktu untuk datang menyaksikan prosesi pengukuhan Raja Atiati M.Yusuf Syahril Bay.
"Keluarga raja meminta kepada aparat keamanan agar saling membantu dalam menangani segala sesuatu permasalahan yang tidak diinginkan sedangkan kepada raja yang baru agar lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi,menjaga perbuatan dan tingkah laku serta menjaga wibawa sebagai seorang raja," katanya.
Menurut dia pelantikan dan pengukuhan M Syahril Yusuf Bay sebagai raja ati-ati adalah sebagai perwujudan menjaga tradisi dan prosesi yang sudah lama berlangsung harus di pertahankan dan tetap dilestarikan.
"Pemerintah daerah dan Petuanan Raja yang ada di seluruh Fakfak haru bekerja sama dalam membangun Kota Fakfak karena dari para Petuanan Raja -Raja inilah pesan dari Pemerintah Daerah akan disampaikan langsung kepada para warga baik itu program Pemerintah seperti Program gerbang kaca," katanya.
Deddy Fouri mengatakan prosesi adat tersebut turut dihadiri oleh Drs Muhammad Uswanas MSi Bupati Fakfak, Ir Abraham Sopaheluwakan MSi Wakil Bupati Fakfak, Siti RahmaHegemur ST Ketua DPRD Fakfak, dan Ali Baham Temongmere Kepala Bappeda Fakfak.
"Lalu Kepala perwakilan Petuanan Raja-Raja Adat, Marga, Kapitan, Sangaji, Mayor, Jojau, Todat, Toga, Tomas, Tokoh Perempuan dan undangan lainnya lebih kurang 300 orang, dalam prosesi tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya diakhiri lagu Bagimu Negeri dan pembacaan doa dari masing-masing perwakilan agama," katanya.
Untuk diketahui, di Semenanjung Onin terdapat tiga kerajaan tradisional yaitu Kerajaan Rumbati, Fatagar, dan Kerajaan Atiati.
Kerajaan Rumbati, di wilayah Rumbati dan sekitarnya dengan marga rajanya yakni Bauw.
Pada mulanya pusat-pusat kekuasaan ketiga kerajaan tersebut berdampingan letaknya di ujung barat Semenanjung Onin, tetapi oleh karena peperangan yang timbul antara kerajaan Rumbati di satu pihak melawan kerajaan Fatagar (marga Uswanas) dan kerajaan Atiati pada pihak yang lain pada tahun 1878 (Cator l942:81) maka kerajaan Fatagar dan kerajaan Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Ega.
Beberapa waktu kemudian terjadi lagi perselisihan antara raja Fatagar dengan raja Atiati (marga Kerewaind?ai), menyebabkan raja Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat di pantai daratan Semenanjung Onin, yang kemudian disebut Atiati, letaknya berseberangan dengan pulau Ega.
Sedangkan raja Fatagar oleh karena perselisihan tersebut memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat bernama Merapi, terletak di sebelah timur kota Fakfak sekarang.
Di samping tiga kerajaan tersebut di atas ada pula beberapa kerajaan lain yaitu kerajaan-kerajaan yang pada mulanya berada di bawah kekuasaan kerajaan Rumbati, tetapi kemudian berhasil memperoleh pengakuan sebagai kerajaan tersendiri terutama pada masa awai pax neerlandica (1898), yakni Kerajaan Patipi, Sekar (marga Rumgesan), Wertuar (marga Haremba) dan Kerajaan Arguni, serta kerajaan Kaimana. (*)