Jayapura (Antaranews Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan Kabupaten Merauke pada November 2018 mengalami inflasi tertinggi di Indonesia sebesar 2,05 persen dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 136,70 pada Oktober 2018 menjadi 139,50.
Kepala BPS Papua, Simon Sapary, di Jayapura, Senin, menjelaskan faktor pendorong terjadinya inflasi di Merauke ?adalah kenaikan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain kangkung, udang basah, kacang panjang, bayam, cabai rawit, angkutan udara, cabai merah, dan lain-lain.
"Komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain, pasir, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, beras, mujair, t-shirt, daging sapi, mie kering instant, dan lain-lain," ujarnya.
Ia menyebut pada periode tersebut kelompok pengeluaran barang dan jasa yang menjadi pemicu utama terjadinya inflasi di Merauke adalah kelompok bahan makanan dengan inflasi 6,03 persen.
Kelompok ini pada November 2018 memberikan andil sebesar 1,90 persen terhadap inflasi di Merauke.
Inflasi tahun kalender Merauke di November 2018 sebesar 4,28 persen dan inflasi "year on year" (November 2018 terhadap November 2017) sebesar 5,29 persen.
Secara umum, dari 82 kota IHK di Indonesia tercatat 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota lainnya mengalami deflasi.
Bila Merauke menjadi daerah yang mengalami inflasi tertinggi di Indonesia, maka inflasi terendah terjadi di Pare-pare sebesar -0,09 persen.