Jayapura (ANTARA News Papua) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, akan mempertimbangkan pembangunan industri turunan produk tambang yang sudah berjalan di Papua.
"Tentu kalau di papua yang akan dikembangkan berbasis `resources` (sumber daya alam), contohnya kalau di Papua Barat ada pabrik semen, kalau di sini basisnya tambang `copper`, nanti turunannya kami pertimbangkan," ujarnya di Jayapura, Jumat.
Ia melihat skema yang paling tepat untuk membangun industri di Papua adalah dengan mendorong masuknya investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Mengenai permintaan beberapa pihak agar ada penetapan Kawasan Industri Khusus di Papua, ia menilai hal tersebut bisa direalisasikan dengan Kabupaten Mimika sebagai daerah yang paling tepat untuk dijadikan sebagai kawasan industri.
"Kawasan industri khususnya salah satunya nanti di Timika, nanti kami lihat turunannya seperti apa," katanya.
Airlangga juga tidak menutup kemungkinan pemerintah akan mendorong terbentuknya industri sektor produksi, seperti kopi, sagu, dan buah merah.
Namun ia juga tidak dapat memastikan kapan upaya tersebut akan dimulai. "Nanti salah satunya kita dorong, misalnya kopi karena ada potensinya, lalu kalau sagu dulu ada beberapa pabrik sagu yang tidak beroperasi maksimal tetapi nanti akan kami lihat satu persatu," kata dia.
Sebelumnya BPS Papua mengungkapkan pada 2018 perekonomian Papua tumbuh 7,33 persen, angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan 2017 yang tumbuh 4,64 persen. Pertumbuhan tersebut didorong oleh seluruh lapangan usaha.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 10,52 persen, lalu didukung oleh produksi bijih logam yang cukup tinggi.
Lapangan usaha lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi Papua, di antaranya adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh 8,16 persen.