Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengatakan, Indonesia membutuhkan keberadaan oposisi konstruktif untuk mengawal kinerja pemerintahan sesuai dengan visi dan misi yang telah dijanjikan ke masyarakat.
"Kalau kita ingin membangun bangsa yang sehat, demokrasi yang sehat, ya perlu oposisi yang kuat dan konstruktif, konstruktif yakni tidak hanya mengawasi dan mengkritisi tapi juga ikut membangun," kata Ujang Komaruddin, di Jakarta, Senin.
Dia menilai, tidak perlu partai politik yang awalnya berseberangan dengan koalisi pengusung Presiden terpilih Joko Widodo untuk merapat me.njadi satu kapal besar dalam pemerintahan.
Jika memang terjadi rekonsiliasi, maka model yang seharusnya adalah berbagi tugas sesuai proporsi masing-masing, bukan berbagi kekuasaan.
"Rekonsiliasi memang perlu kalau bukan soal power sharing, nah persoalannya yang direkonsiliasi sekarang ini soal power sharing, dan kita akui pasti ke situ arahnya," katanya.
Jika rekonsiliasi berbagi kekuasaan, maka nantinya tidak akan ada yang menjadi oposisi murni dan konstruktif, akibatnya pemerintahan berjalan tanpa pengawasan yang baik.
Kemudian, rekonsiliasi berbagi kekuasaan ini berkembang menurut dia, karena pihak yang berseberangan dengan presiden terpilih sudah memikirkan investasi politik jangka panjang, untuk 2024.
"Mereka enggan menjadi oposisi, dengan menjadi oposisi mereka menderita, tidak ada akses kekuasaan, jabatan, modal finansial dari kementerian yang dijabat, sehingga menghadapi 2024 mereka tidak siap ketika menjadi oposisi," ujar Ujang Komaruddin.
Berita Terkait
Oposisi minta sidang khusus parlemen terkait kasus ketua KPK Malaysia
Rabu, 12 Januari 2022 15:35
Taliban klaim merebut Panjshir, oposisi sebut akan terus melawan
Selasa, 7 September 2021 6:22
Rakernas PKS perkuat sikap sebagai partai oposisi
Kamis, 18 Maret 2021 15:42
Polisi Myanmar tangkap aktor pendukung oposisi anti kudeta militer
Minggu, 21 Februari 2021 13:42
Upaya oposisi PNG mengulingkan perdana menteri James Marape terhenti
Senin, 14 Desember 2020 15:53
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim diterima Raja
Selasa, 13 Oktober 2020 13:37
Iran sebut telah menahan pemimpin kelompok teror yang berbasis di Amerika Serikat
Minggu, 2 Agustus 2020 14:22
Anwar Ibrahim dilantik menjadi ketua oposisi parlemen Malaysia
Senin, 13 Juli 2020 15:19