Washington (ANTARA) - Iran menyatakan pada Sabtu (1/8) bahwa lembaga intelijen negaranya telah menahan seorang pemimpin kelompok pro monarki yang berbasis di AS atas tuduhan mendalangi teror pengeboman maut pada 2008 serta merencanakan serangan teror lainnya.
Namun Kementerian Intelijen Iran, dalam pernyataan yang dikutip oleh stasiun televisi publik, tidak menyebutkan rincian mengenai bagaimana, di mana, kapan penahanan itu dilakukan.
"Jamshid Sharmahd, pemimpin kelompok teroris Tondar, yang mengarahkan pasukan bersenjata dan aksi teror di Iran dari Amerika, telah ditangkap menyusul sebuah operasi yang rumit, dan kini ia berada di bawah genggaman agen kami," demikian kutipan pernyataan tersebut.
Sebuah video yang ditayangkan di televisi publik menunjukkan seorang laki-laki yang menyatakan diri sebagai Sharmahd dan menyebut tanggal kelahirannya.
"Mereka membutuhkan bahan peledak, maka kami menyediakannya," ujar laki-laki yang kemudian memakai penutup mata tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, kelompok Tondar sendiri belum mengiyakan penahanan tersebut, dengan menyebut dalam situsnya bahwa mereka tidak mengonfirmasi "cerita-cerita yang dipublikasi oleh sejumlah jaringan."
Walaupun begitu, dalam unggahan di media sosial, kelompok itu sempat menulis, "Tondar ...akan terus berjuang sekalipun tanpa adanya pemimpin."
Sementara seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, pada hari yang sama, mengatakan bahwa Pemerintah AS menaruh perhatian terhadap laporan terkait penangkapan dan penahanan Sharmahd.
"Pemerintah Iran mempunyai sejarah panjang dalam penahanan warga Iran sendiri maupun warga asing dengan tuduhan yang dipalsukan. Kami mendesak Iran untuk sangat transparan serta mematuhi semua standar hukum internasional," kata juru bicara tersebut.
Tondar, juga dikenal sebagai Majelis Kerajaan Iran, yang berbasis di Los Angeles, AS, merupakan kelompok yang disebutnya berupaya mengembalikan sistem monarki Iran yang telah digulingkan dan diubah melalui revolusi Islam, tahun 1979.
Kelompok tersebut menjalankan stasiun radio dan televisi di luar negeri--oposisi pemerintah Iran saat ini.
Sementara Sharmahd, menurut keterangan pada situs Tondar, adalah insinyur elektronik keturunan Iran-Jerman yang lahir pada 1955. Ia sempat tinggal di Jerman sebelum pindah ke Los Angeles pada 2003.
Menurut Kementerian Intelijen Iran, Sharmahd merencanakan serta mengarahkan sebuah ledakan di pusat keagamaan di Kota Shiraz pada 2008 yang menewaskan 14 orang dan melukai 215 orang lainnya.
Kementerian mengatakan pihaknya telah mencegah terjadinya sejumlah rencana serangan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk rencana peledakan tempat suci Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Iran.
Menteri Intelijen Mahmoud Alavi menyebut Tondar sebagai kelompok oposisi pendukung kerajaan yang paling cenderung menggunakan kekerasan.
"Meskipun telah ada laporan kami kepada Interpol, Sharmahd masih bisa berpergian ke mana saja dengan namanya sendiri. Hal ini menunjukkan sebegitu kosongnya slogan anti teror (yang disebutkan oleh) Amerika dan sekutunya di Eropa," kata Alavi.
Sumber: Reuters