Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengerahkan Tim Crisis Center regional ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya guna membantu pelayanan kesehatan warga korban unjuk rasa yang berujung rusuh di kabupaten tersebut pada Senin (23/9)
"Dua hari lalu saya terima pesan singkat melalui hendphone dari direktur RSUD Wamena menyampaikan bahwa mereka sudah kewalahan menangani korban unjuk rasa yang berujung rusuh di Wamena," kata Kepala Unit Pelaksana AIDS, TB, dan Malaria (ATM), yang juga penanggung jawab Tim Crisis Center dr Beeri Wopari di Jayapura, Kamis.
Dia mengatakan dari pesan singkat yang diterima oleh direktur RSUD Wamena bahwa tiga hari mereka telah bekerja dan sudah kewalahan sehingga berkoordinasi dengan crisis center regional 11 Papua untuk meminta dukungan tim kesehatan.
Tim kesehatan itu di dalamnya dibutuhkan tenaga dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis ahli anastesi dan tenaga perawat.
"Jadi berdasarkan itu, pada Rabu (25/9) siang kami koordinasikan untuk menyiapkan tim itu, kita koordinasikan seluruh dokter dan perawat yang tergabung dalam crisis center kesehatan sub regional Papua dari berbagai layanan untuk membantu pelayanan kesehatan di Wamena," ujarnya.
Selain itu, koordinasi bantuan dokter dari rumah sakit-rumah sakit terdekat semisal dokter ahli bedah dari Kabupaten Lanny Jaya, kemudian dokter ahli anastesi dari Timika yang tergabung dalam pusat krisis center kesehatan untuk membantu penanganan kesehatan warga korban demostrasi yang berujung rusug di Wamena.
"Koordinasi kita satu hari kemudian Kamis pagi tadi diberangkatkan untuk membantu pelayanan kesehatan di Wamena," ujarnya.
Beeri mengatakan, tujuan mereka diberangkatkan kesana untuk membantu pelayanan kesehatan di sana, lebih pada membantu rekan-rekan medis di RSUD Wamena yang sudah bekerja nonstop pada pascaunjuk rasa rusuh sejak Senin (23/9).
Tidak hanya, tim cirisis center kesehatan dari Dinkes Papua, tetapi ada juga tim kesehatan dari Kesdam yang juga mengirim beberapa tenaga dokter spesialis, dan juga perawat-perawat mahir dari rumah sakit Marthen Indey Jayapura dan akademi kesehatan serta gabungan lainnya.
"Tadi pagi kita sudah upaya menerbangkan mereka dengan pesawat Hercules ke Wamena. Tim ini juga membawa makanan beserta obat-obatan," ujarnya.
Ia menambahkan, tim crisis center kesehatan yang diberangkatkan bersamaan dengan tim tanggap darurat dari Dinas Sosial Provinsi Papua, untuk menjalankan tugasnya masing-masing.
Unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9) mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar oleh demonstran.