Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari ITB Tommy Firman menyarankan pemerintah daerah (Pemda) untuk mencari sumber-sumber baru dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah atau PAD.
"Saya kira mungkin (disarankan) lebih mencari sumber-sumber baru sebenarnya yang saat ini belum efektif. Saya kira yang terbesar itu ada pada lahan, mengingat penduduk belum banyak mengambil manfaat dari kenaikan harga lahan," ujar Tommy di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan bahwa kebanyakan pihak termasuk masyarakat dan pemerintah daerah belum tertarik untuk menarik nilai tambah dari kenaikan lahan ini sebagai sumber pendapatan baru, dan ini yang harus dikembangkan.
Selain itu, menurut dia, pemerintah daerah juga perlu mempertimbangkan kebijakan development charge sebagai sumber PAD baru, di mana kalau misalnya investor membangun suatu pusat kegiatan entah itu pertokoan atau semacamnya, dan kemudian pusat kegiatan itu memiliki dampak bagi masyarakat di sekitarnya seperti jalanan menjadi macet, maka ini yang harus dibebankan atau di-charge biayanya oleh pemerintah daerah kepada investor yang melakukan pembangunan pusat kegiatan tersebut.
Sayangnya kebijakan tersebut belum memiliki aturannya, padahal biaya dari development charge ini dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
"Saya kira pemerintah daerah perlu melakukan penggalian sumber-sumber baru, dan ini membutuhkan inovasi karena setiap kota memiliki karakteristik yang berbeda-beda," kata Tommy dalam diskusi bertajuk "Strategi Pengembangan Kawasan Perkotaan" yang digelar Kementerian PUPR.
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah juga perlu melakukan efisiensi dalam penarikan PAD.
Terkait kasus di Bekasi mengenai retribusi parkir dan ormas, akademisi ITB itu melihat retribusi parkir yang seharusnya menjadi bagian dari penerimaan pemerintah kota, ternyata bisa lari ke pihak lain.
"Kasus Bekasi ini bukan hanya masalah kelembagaan, melainkan masalah sosial," katanya.
Berita Terkait
Akademisi Mimika imbau masyarakat menjaga keamanan jelang Pilkada 2024
Senin, 22 April 2024 6:44
Akademisi Mimika: Silaturahim mewujudkan kerukunan antarumat beragama
Kamis, 11 April 2024 20:16
Akademisi Uncen: Jayapura butuh pemimpin yang muda
Sabtu, 23 Maret 2024 19:01
Akademisi Uncen: Sosok calon kepala daerah Papua harus visioner
Kamis, 21 Maret 2024 23:39
Akademisi Uncen: Perempuan Papua era otsus alami kemajuan
Senin, 11 Maret 2024 12:02
Akademisi: Pendidikan landasan bentuk karakter pemimpin masa depan
Jumat, 1 Maret 2024 20:53
Akademisi: Rumah Transit Yau Ma'o menjadi tempat belajar anak
Jumat, 1 Maret 2024 17:16
Akademisi Leonardus: Mimika pasca Pemilu 2024 sangat kondusif
Jumat, 1 Maret 2024 2:50