Jayapura (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua mengoptimalkan langkah preventif dalam penanganan stunting di masa pandemi COVID-19 untuk wilayah Bumi Cenderawasih.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Charles Brabar di Jayapura, Senin, mengatakan meskipun sempat terhenti selama masa pandemi COVID-19 mulai muncul, namun pihaknya memprioritaskan agar penanganan stunting terus berlanjut melalui pemberian edukasi-edukasi bagi kabupaten dan kota.
"Kami memberikan perhatian khusus bagi 22 dari 29 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua dalam hal penanganan stunting ini sehingga lima wilayah adat pun diupayakan dapat terakomodir edukasinya," katanya.
Menurut Charles, 22 kabupaten ini dianggap agak sulit untuk dimonitoring terkait penanganan stunting sehingga perlu diberikan perhatian lebih dibandingkan dengan kabupaten dan kota besar yang mudah dijangkau.
"Ke-22 kabupaten ini berada pada wilayah adat Meepago, Lapago, Saireri, Animha dan Mamta di antaranya Deiyai, Dogiyai, Paniai, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Puncak, Puncak Jaya, Asmat, Mappi, Keerom, Supiori, Biak, Kepulauan Yapen dan Waropen," ujarnya.
Dia menjelaskan selama ini, penanganan stunting dilakukan dengan cara pemberian edukasi melalui kunjungan rumah, kegiatan terintegrasi dengan Posyandu dan PAUD, namun karena pandemi COVID-19 hanya kunjungan rumah yang masih bisa dilakukan di mana pastinya mengedepankan protokol kesehatan.
"Dari target yang diberikan nasional, kami baru mencapai 33 persen dengan anggaran sebesar Rp1,5 miliar lebih yang diberdayakan melalui BOKB (Biaya Operasional Keluarga Berencana) dan menargetkan pada lima bulan ke depan harus dapat mencapai 100 persen khususnya untuk target edukasi penanganan stunting ini," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya mengapresiasi kepala daerah yang sudah memberikan perhatian dan prioritas bagi penanganan stunting di wilayahnya meskipun di masa pandemi COVID-19 ini dan berharap penanganan stunting melalui pemberdayaan pangan lokal untuk meningkatkan gizi anak dapat dilakukan secara maksimal.
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir, di mana umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Berita Terkait
Forum koordinasi diharap percepat penurunan kekerdilan Papua
Senin, 4 Desember 2023 16:28
Kampung Mawokauw Jaya jadi percontohan penurunan stunting Papua
Selasa, 24 Oktober 2023 19:50
BKKBN Papua: Perilaku menikah muda picu tingginya stunting di Supiori
Jumat, 6 Oktober 2023 17:32
BKKBN Papua: Program Dapur Sehat di kampung mencegah stunting
Selasa, 3 Oktober 2023 17:23
BKKBN Papua ajak kepala daerah adopsi program 1.000 HPK
Selasa, 12 September 2023 21:53
Berkolaborasi menurunkan kasus stunting Papua
Minggu, 6 Agustus 2023 16:43
BKKBN Papua optimistis prevalensi stunting pada 2023 turun 20,75 persen
Kamis, 3 Agustus 2023 17:38
Pemkot Jayapura tingkatkan kolaborasi penanganan stunting
Kamis, 27 Juli 2023 18:43