Jakarta (ANTARA) - Tambahan suplemen atau vitamin penting dikonsumsi penyintas COVID-19 saat menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan, kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Bonita Effendi, Sp.PD, B.MedSci, M.Epid.
"Para penyintas COVID-19 harus lebih cermat dalam memilih jenis makanan dan juga tambahan vitamin atau suplemen," tulis Bonita kepada ANTARA lewat surel, Kamis.
Penyintas COVID-19 sebaiknya memenuhi kebutuhan vitamin, seperti vitamin C dengan dosis 200-500mg per hari, vitamin D 2000IU per hari juga vitamin B kompleks.
Di luar tambahan vitamin atau suplemen, dokter yang praktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu menjelaskan pada dasarnya yang harus dilakukan penyintas COVID-19 saat berpuasa sama saja dengan orang-orang yang sehat, yakni pola makanan dengan gizi seimbang serta tetap terhidrasi.
Dalam memilih menu sahur dan berbuka puasa, perbanyak makanan dengan tinggi serat seperti buah dan sayur, gandum, lemak sehat seperti dari buah zaitun, minyak zaitun, minyak wijen dan ikan. Dia mengingatkan untuk tidak kalap saat berbuka puasa, jangan sampai makan berlebihan. Hindari pula makanan yang tinggi lemak seperti gorengan, makanan yang tinggi kandungan garam serta gula.
Demi mendapatkan energi hingga sore hari, dianjurkan untuk tidak melewatkan sahur yang berfungsi sebagai waktu sarapan agar tetap bisa optimal beraktivitas selama puasa.
Agar tetap terhidrasi, cukupi cairan tubuh dengan minum 6-8 gelas per hari. Minumlah segelas air setelah bangun tidur, segelas setelah sahur, segelas saat berbuka puasa, segelas setelah makan, segelas setelah shalat Isya, segelas setelah tarawih dan segelas sebelum tidur.
Selain itu, jagalah kebersihan serta kebugaran tubuh dengan cara berolahraga setidaknya tiga hingga lima kali per minggu, masing-masing sesi berdurasi 30-45 menit per hari.