Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong penyintas COVID-19 untuk mendonorkan plasma darahnya yang dapat digunakan sebagai pengobatan kepada pasien COVID-19, sehingga angka kasus penderita di Indonesia dapat ditekan.
"Khusus bagi para penyintas COVID-19 marilah kita bersama-sama mensyukuri nikmat kesembuhan dan keseharian yang dianugerahkan Allah SWT dengan menyatukan tekad dan langkah untuk membantu menyelamatkan sesama melalui donor plasma konvalesen," kata Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya pada peluncuran Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen COVID-19 di Jakarta, Senin.
Terapi plasma konvalesen untuk pengobatan pasien COVID-19 telah digunakan di beberapa negara, seperti China, Argentina dan Amerika Serikat, kata Ma’ruf Amin.
Efikasi pengobatan dengan transfusi plasma konvalesen juga cukup tinggi dengan nilai 60 hingga 90 persen, tambah Ma’ruf, sehingga metode terapi plasma konvalesen tersebut cukup efektif untuk menekan angka kasus COVID-19.
"Transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi tambahan untuk mengobati pasien COVID-19, dengan metode terapi plasma darah yang mengandung antibodi dari pasien COVID-19 yang sudah sembuh untuk didonorkan ke pasien yang masih menjalani perawatan," tutur-nya.
Berdasarkan penghitungan Palang Merah Indonesia (PMI), Wapres mengatakan jumlah pendonor plasma darah konvalesen COVID-19 masih sedikit yakni hanya 5-10 persen dari jumlah pasien sembuh. Distribusi plasma konvalesen untuk pengobatan COVID-19 juga masih rendah, yakni 7.680 donor hingga pertengahan Januari.
"Angka ini masih sangat kecil jika dibanding perkiraan jumlah penyintas COVID-19 yang memiliki potensi untuk menjadi donor plasma konvalesen," tukasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengatakan setiap harinya terdapat sekitar 40 donor plasma konvalesen setiap harinya. Setidaknya, perlu jumlah pendonor lima kali lipat lebih banyak dari yang ada saat ini, untuk memenuhi kebutuhan plasma konvalesen dari seluruh daerah di Indonesia.
"Kurang lebih ada 40 pendonor per hari, ini masih sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhan. Tiap hari dari seluruh daerah minta sekitar 200, sementara yang kita bisa penuhi hanya 40 sampai 50 per hari," kata JK.
JK mengatakan jika 20 persen dari pasien sembuh COVID-19 saat ini mendonorkan plasma darahnya, maka kebutuhan donor untuk pasien COVID-19 di Indonesia dapat terpenuhi.
"Yang sudah sembuh sudah ada sekitar 736 ribu orang, tentu semuanya tidak bisa diterima sebagai pendonor karena wanita hamil dan lansia tidak bisa mendonorkan plasma darahnya. Tapi kalau 20 persen saja penyintas mendonorkan, maka semua kebutuhan dapat dipenuhi dan Insya Allah angka kematian karena COVID-19 akan berkurang," ujarnya.