Biak (ANTARA) - Kalangan perempuan asli orang Papua dalam kiprahnya memasuki 77 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia harus memiliki ketangguhan dalam segala hal kehidupan, salah satunya dengan terus mendukung berbagai program pemerintah dalam mengatasi situasi pandemi COVID-19 di daerah.
“Sosok perempuan Papua di dalam situasi pandemi COVID-19 memiliki peran berlipat ganda karena wanita tidak hanya menjadi seorang ibu, istri, dan bekerja, namun si ibu juga menjalankan peran seorang guru untuk mendidik anak-anak mereka supaya cerdas dan pintar,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Biak Numfor Ruth Naomi Naap Rumkabhu menjawab ANTARA terkait peran perempuan di era HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ketika situasi pandemi COVID-19 telah melanda sebagian besar dunia dan berbagai kabupaten/kota di seluruh Indonesia, menurut Ruth, telah merubah dinamika kehidupan setiap keluarga, di mana perempuan memegang peranan yang besar dalam pengelolaannya rumah tangganya keseharian.
Di masa pandemi virus corona perempuan Papua baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber insan pembangunan, lanjut Ruth, mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria dalam segenap kegiatan pembangunan di segala bidang kehidupan
Disebutkan Ruth, keterlibatan perempuan menjadi syarat mutlak dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkeadilan.
Negara tidak mungkin sejahtera jika perai n para perempuannya dibiarkan tetap tertinggal, tersisihkan dan tertindas dalam mengisi pembangunan daerah.
Diakuinya, perempuan Biak sebagai pejuang tangguh mampu menghadapi dan melewati pandemi COVID-19.
Meski dalam berbagai penelitian telah menyatakan kesenjangan gender yang terjadi saat ini menjadi lebih masif lagi akibat dampak dari adanya pandemi COVID-19
Kondisi-kondisi ini, menurut Ruth, menunjukkan betapa perempuan Papua bisa bersikap tangguh di tengah berbagai situasi.
Dalam peringatan hari ulang tahun ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia perempuan kita menyadari ketangguhan para perempuan Papua yang ditunjukkan dalam cara mereka menghadapi persoalan sehari-hari.
Ruth menyebut, perempuan asli Biak terus memberikan memberikan sumbangsih terbaiknya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama perempuan, melalui berbagai program dan kebijakan yang berkualitas terkait dengan perempuan dan anak.
Tentu saja keinginan itu, lanjutnya, tidak hanya perempuan semata namun kaum laki-laki harus bergabung dalam perjuangan menuju pemberdayaan perempuan karena tanpa dukungan dari laki-laki maka perjuangan perempuan tidak akan dapat tercapai dengan maksimal.
“Marilah bersama-sama kita mendukung dan menjadi bagian dalam mewujudkan kesetaraan gender,”ungkapnya.
Bahkan, realita di lapangan saat ini menunjukkan kaum perempuan di tanah Papua masih sangat tertinggal dibandingkan dengan pria, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga keterwakilan perempuan dalam lembaga politik dan pemerintahan.
Ketua TP PKK Ruth berharap, di masa perayaan 77 tahun Indonesia merdeka semakin banyak perempuan asli Papua yang tangguh dan berkontribusi untuk mencetak generasi muda anak asli Papua supaya dapat tumbuh sehat dan semakin baik pendidikannya.
Keterlibatan perempuan Papua di Kabupaten Biak Numfor dalam pembangunan di daerah, menurut Ruth, sudah mulai nyata dilakukan kaum wanita Papua melalui berbagai program kegiatan pada wadah tim penggerak PKK yang ada setiap kampung/desa hingga di setiap distrik atau kecamatan.
Saat kegiatan semarak HUT ke-77 Kemerdekaan RI yang diselenggarakan Pemkab Biak Numfor, para perempuan Papua juga terlibat mengikuti berbagai acara memeriahkan HUT RI.
Di antaranya, mengikuti lomba gerak jalan, mendukung program makan telur ayam 25 ribu butir bersama serta penabuhan Tifa untuk 300 anggota TP PKK dari kampung dan distrik.
Tantangan Perempuan Papua
Dalam suasana momentum perayaan 77 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ada dua hal besar yang harus dihadapi perempuan Biak-Papua.
Tantangan pertama, gencarnya perubahan arus modernisasi yang terjadi dalam semua lini kehidupan keluarga.
Di antara pengaruh modernisasi adalah perubahan tata nilai atau tatanan sosial kemasyarakatan yang tidak sesuai dengan tatanan kehidupan beragama, adat istiadat serta perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi.
Sedangkan tantangan kedua di hadapan perempuan di Papua adanya krisis nasional maupun global yang kini mulai menjadi tantangan setiap perempuan.
Krisis ini meliputi kehidupan dalam pandangan politik perempuan, kesehatan yang serba terbatas, pendidikan kurang, minimnya ekonomi keluarga hingga pengaruh sosial budaya asing.
“Sebagai perempuan Papua tidak boleh berhenti untuk selalu menambah ilmu, walaupun tidak dalam ranah pendidikan formal namun kita berupaya untuk membaca buku guna menambah ilmu pengetahuan perempuan,”imbuhnya.
Selain itu, menurut Ruth, perempuan Papua juga memperkuat kepribadian dengan selalu berpegang meneguhkan niat baik ikut berperan berkiprah untuk bisa mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
Momentum HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, menurut Ruth, diharapkan dapat memacu semangat perjuangan para perempuan tangguh Papua untuk terus berkiprah di tengah masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ya, salah satunya kaum perempuan di Biak terus mendukung program pemerintah daerah dalam mewujudkan Biak yang religius, berkarakter dan berbudaya,”ungkap Ketua TP PKK Biak itu.
Keberpihakan Perempuan
Keberpihakan terhadap perempuan orang asli Papua di lingkup pemerintah Kabupaten Biak Numfor telah menjadi perhatian kepemimpinan Bupati Biak Herry Ario Naap.
Sejak resmi dilantik menjadi Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap periode 2019-2024 telah memberikan sejumlah jabatan di pimpinan organisasi perangkat daerah mulai dari lurah, kepala kampung, kepala sekolah, kepala distrik, kepala bagian dan bidang, kepala seksi, pimpinan organisasi perangkat daerah kepala dinas, badan hingga staf ahli bupati.
"Saya sebagai bupati telah memberikan porsi jabatan untuk kaum perempuan dalam meniti jabatan karir di lingkungan pemkab Biak Numfor. Saat ini sebagian jabatan eselon yang ada dijabat perempuan,"ungkap Herry Ario Naap.
Bupati Herry berharap, ke depan dalam menjalankan roda pemerintahan daerah diharapkan semakin banyak lagi jabatan strategis bisa diberikan kepada kaum ibu perempuan orang asli Papua.
Seiring dengan kemajuan perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang terus berkembang, menurut Bupati Herry, kaum perempuan orang asli Papua terus menerus dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan diri secara personal maupun organisasi.
"Arus informasi dan teknologi terus berkembang setiap waktu sehingga kaum perempuan papua juga dapat menyesuaikan perubahan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,'harapnya.
Tema HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia yakni 'Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat' menjadi penyemangat kerja bagi perempuan orang asli Papua dalam mengimplementasikan pengabdiannya di jajaran legislatif,eksekutif dan yudikatif hingga pemimpin organisasi kemasyarakatan menjadi wanita tangguh.