Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua menyatakan jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Bumi Cenderawasih mencapai 117.833 merchant.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Juli Budi Winantya di Jayapura, Selasa, mengatakan jumlah merchant pengguna QRIS dan nominal transaksi terus mengalami pertumbuhan pesat di Papua hingga Juni 2022.
"Sementara jumlah nominal transaksi pada Mei mencapai Rp5,94 miliar, meningkat 19 kali lipat di banding Mei 2021 Rp294 juta," katanya.
Menurut Juli, pencapaian tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan II-2022 sebesar 14,38 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44 persen (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi Papua didorong oleh pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) pertambangan penggalian serta LU transportasi. Dari sisi permintaan, pertumbuhan disumbangkan oleh konsumsi RT," ujarnya.
Dia menjelaskan peningkatan transaksi ekonomi masyarakat yang tercermin pada beberapa indikator keuangan maupun sistem pembayaran juga ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kredit konsumsi pada triwulan II-2022 tumbuh 6,37 persen (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan maupun tahun sebelumnya. Nilai transaksi ATM+Debet juga tumbuh melejit sebesar 43,13 persen (yoy)," katanya.
Dalam kesempatan ini, ia menambahkan perang Rusia Ukraina memberikan telah tekanan peningkatan harga energi dan ancaman krisis pangan. Beberapa komoditas pangan seperti bawang merah, minyak goreng dan cabai rawit menjadi pendorong utama inflasi per Juli 2022.
Untuk itu pihaknya terus berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) maupun Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) untuk melakukan pengendalian inflasi.
"Untuk itu penting untuk UMKM memaksimalkan penggunaan teknologi digital agar dapat terus bersaing di era digital," ujarnya.