Timika (ANTARA) - PT Freeport Indonesia (PTFI) mendukung proyek lingkungan Kalpataru yang dilakukan 24 penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Papua, di Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) Depok, Jawa Barat.
Proyek tersebut berlangsung dua hari, yakni sejak 22 Juni dan 29 Juni 2024, dengan beberapa rangkaian kegiatan yakni webiner, bakti sosial, penanaman 100 bibit pohon.
Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma melalui rilis di Timika, Kamis, mengatakan, PT Freeport senantiasa mendukung anak-anak Papua untuk terus bertumbuh dan berkembang melalui pendidikan.
"Kami sangat senang 24 penerima beasiswa LPDP dari Papua saat ini bersiap melanjutkan studinya," katanya.
Menurut Claus, pendidikan merupakan salah satu investasi sosial yang dikembangkan Freeport Indonesia guna akselarasi pembangunan Papua ke depannya.
"Kami yakin pendidikan dapat mengakselerasi pembangunan di Papua yang ujungnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.
Ketua Angkatan PK-232 Yeti Yuniarsih menjelaskan program lingkungan itu mendapatkan dukungan PT Freeport Indonesia sesuai kebutuhan Tim PK-232 yakni dua unit hydraulic truck trolly, 15 buah karung jumbo satu ton, 35 buah karung jumbo kapasitas 500 kilogram dan satu unit timbangan 500 kilogram.
Dia menambahkan total peserta PK-232 yakni 301 penerima beasiswa, 24 orang penerima beasiswa LPDP dari Tanah Papua terdiri dari 14 orang dari Papua, dua asal Papua Tengah, dua orang dari Papua Barat, dan satu orang dari Papua Pegunungan.
"Proyek Kalpataru ini berawal dari keprihatinan melihat Indonesia menempati posisi pertama sebagai penyumbang sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, dengan total 14,73 juta ton per tahun," ujarnya.
Proyek tersebut berlangsung dua hari, yakni sejak 22 Juni dan 29 Juni 2024, dengan beberapa rangkaian kegiatan yakni webiner, bakti sosial, penanaman 100 bibit pohon.
Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma melalui rilis di Timika, Kamis, mengatakan, PT Freeport senantiasa mendukung anak-anak Papua untuk terus bertumbuh dan berkembang melalui pendidikan.
"Kami sangat senang 24 penerima beasiswa LPDP dari Papua saat ini bersiap melanjutkan studinya," katanya.
Menurut Claus, pendidikan merupakan salah satu investasi sosial yang dikembangkan Freeport Indonesia guna akselarasi pembangunan Papua ke depannya.
"Kami yakin pendidikan dapat mengakselerasi pembangunan di Papua yang ujungnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujarnya.
Ketua Angkatan PK-232 Yeti Yuniarsih menjelaskan program lingkungan itu mendapatkan dukungan PT Freeport Indonesia sesuai kebutuhan Tim PK-232 yakni dua unit hydraulic truck trolly, 15 buah karung jumbo satu ton, 35 buah karung jumbo kapasitas 500 kilogram dan satu unit timbangan 500 kilogram.
Dia menambahkan total peserta PK-232 yakni 301 penerima beasiswa, 24 orang penerima beasiswa LPDP dari Tanah Papua terdiri dari 14 orang dari Papua, dua asal Papua Tengah, dua orang dari Papua Barat, dan satu orang dari Papua Pegunungan.
"Proyek Kalpataru ini berawal dari keprihatinan melihat Indonesia menempati posisi pertama sebagai penyumbang sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, dengan total 14,73 juta ton per tahun," ujarnya.