Jakarta (ANTARA News) - Delapan personel TNI AD tewas di tempat dalam dua penyerangan bersenjata kemarin di Papua. Selain itu empat warga sipil juga tewas di tempat. Itupun masih ditambah dua perwira TNI AD luka tembak dan dua perwira TNI AU yang juga luka tembak.
Secara keseluruhan berdasar rangkuman informasi diperoleh, Jumat, delapan personel TNI AD dan empat warga sipil tewas. Korban luka tembak serius meliputi dua perwira TNI AD, dua perwira TNI AU, plus seorang warga sipil yang saat ini dalam keadaan kritis.
Mereka adalah Sersan Satu Ramadhan, Sersan Satu M Udin, Sersan Satu Frans Hera, Prajurit Satu Mustofa, Prajurit Satu Ebi Juliana, Prajurit Kepala Jojon Wihardjo, dan Prajurit Kepala Wemprit Tamahihu. Semuanya anggota Komando Rayon Militer dari Komando Distrik Militer 1714/Puncak Jaya, diserang pukul 10.30 WIT dalam perjalanan mereka ke Bandara Sinak, Papua.
Saat diserang di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, itu mereka tidak bersenjata sebagaimana empat warga sipil, yaitu Yohanis Palimbong, Markus Cavin, Uly, dan Rudy. Seorang warga sipil lain, Yohanis Djoni, terluka dan saat ini kritis.
Sejam sebelumnya, para pukul 09.30 WIT, penyerangan bersenjata juga terjadi di Pos Tinggi Nambut, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-PNG Markas Besar TNI, yang saat ini berasal dari Batalion Infantri 753/Arga Viratama.
Komandan pos di Distrik Tingginambut itu, Letnan Satu Infantri Reza, terluka tembak. Sedangkan anggotanya, Prajurit Satu Wahyu Prabowo, tewas di tempat. Prabowo diketahui anggota Komando Pasukan Khusus TNI AD. Reza selamat sebagaimana rekannya, Letnan Satu Infantri Yohanis Djoni.
Di udara, korban penembakan juga terjadi saat satu helikopter NAS-332 Super Puma TNI AU ditugaskan mengevakusi ketujuh jenasah personel Komando Rayon Militer dari Kodim 1714/Puncak Jaya itu.
Perwira TNI AU yang jadi korban penembakan dari darat itu adalah Kapten Penerbang Asep (tertembak di paha) dan Kapten Teknik Amang (tertembak di tangan) saat menerbangkan Super Puma itu. Super Puma yang tengah terbang itu bolong-bolong kaca utama kokpitnya.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, menegaskan, "Saat ini, TNI terus mengejar kelompok sipil bersenjata di dua lokasi kejadian tersebut." (*)