Jayapura (Antara Papua) - Manajemen Pertamina menyatakan, disparitas atau perbedaan harga antara bahan bakar premium dan pertamax sangat mempengaruhi konsumsi pertamax di Jayapura, Provinsi Papua.
Junior Officer External Relation Pertamina, Tjahyo Nikho Indarawan di Jayapura, Rabu mengatakan, ketika harga premium tidak jauh berbeda dengan pertamax, maka masyarakat akan memilih bahan bakar minyak bebas timbal itu.
"Sedangkan jika harga premium jauh lebih murah dibandingkan pertamax, maka masyarakat akan lebih banyak mengkonsumsi Premium," katanya.
Tjahyo Nikho menjelaskan, adanya kecenderungan bergantung pada disparitas harga ini menyebabkan konsumsi pertamax di Jayapura tidak bisa stabil.
"Jadi terkadang stok pertamax cepat habis dan permintaan tinggi, namun kadang stoknya bisa bertahan lama hingga berbulan-bulan," ujarnya.
Dia menuturkan, pertamax merupakan bahan bakar minyak bebas timbal dan memiliki oktan atau Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari Premium.
"Karena memiliki oktan tinggi, maka pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi, sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston," katanya lagi.
Dia menambahkan, hasilnya tenaga mesin yang menggunakan pertamax lebih maksimal, karena BBM digunakan secara optimal, sedangkan pada mesin yang menggunakan premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan piston. (*)