Timika (Antara Papua) - Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Kabupaten Mimika, Papua, mempertimbangkan mengurangi jam belajar siswa di sekolah lantaran gangguan kabut asap yang makin pekat di wilayah itu.
"Kalau sampai hari Sabtu (24/10) kabut asap ini tidak juga reda, kami akan mengambil langkah. Paling awal adalah pengurangan jam belajar," kata Kepala Dispendasbud Mimika Nilus Leisubun di Timika.
Ia berharap instansi teknis seperti Badan Lingkungan Hidup dapat memberikan rekomendasi soal kualitas udara di wilayah Timika, apakah masih aman atau sudah pada tingkat yang membahayakan kesehatan warga.
Rekomendasi itu diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan lebih lanjut untuk mengurangi efek buruk kondisi cuaca bagi anak-anak sekolah.
Dispendasbud Mimika sendiri sejak beberapa hari lalu telah mengeluarkan imbauan kepada pihak sekolah di wilayah itu agar mengurangi aktivitas siswa di luar kelas.
Ia juga mengimbau orang tua siswa untuk menyediakan masker bagi putra-putri mereka saat pergi ke sekolah dan mengawasi anak-anak agar mengurangi aktivitas di luar rumah.
Prakirawan pada Stasiun Metereologi Kelas III Timika Sartika Damanik mengatakan dibandingkan hari-hari sebelumnya terdapat peningkatkan jumlah titik api aktif di wilayah Papua-Maluku.
"Sekarang semakin banyak. Jumlah titik api aktif sudah mencapai 215. Kalau sebelumnya hanya seratusan titik api aktif," jelas Sartika.
Lokasi persebaran titik api terbanyak di kedua wilayah itu terdapat di wilayah selatan Papua yakni di Kabupaten Merauke dan Mappi. Khusus di Merauke, titik api aktif terbanyak terdapat di Pulau Kimaam atau Pulau Yos Sudarso serta perbatasan Merauke dan Mappi.
Dengan meningkatnya jumlah titik api aktif di wilayah Merauke dan Mappi tersebut, Kota Timika mengalami dampak terburuk hingga mengganggu seluruh aktivitas penerbangan di Bandara Moses Kilangin Timika.
"Kabut asap hari ini di Timika semakin pekat. Ini yang paling pekat selama satu pekan terakhir dengan jarak pandang hanya 200-300 meter," jelasnya.
Sartika mengatakan wilayah Timika dan sekitarnya menerima dampak buruk dari kebakaran lahan hutan di Merauke lantaran saat ini angin bertiup dari arah tenggara menuju barat. Posisi Merauke dan Mappi berada di sisi tenggara Timika.
Kondisi itu, katanya, semakin diperburuk lantaran Timika dan sekitarnya akhir-akhir ini dilanda musim kemarau.
"Potensi hujan sangat rendah karena pertumbuhan awan sangat sedikit. Kalau ada hujan lebat tentu bisa mengurangi asap," jelasnya.
Ia memperkirakan kondisi cuaca di Timika dan sekitarnya masih tetap sama untuk tiga hingga lima hari ke depan, apalagi jika kebakaran lahan hutan di Merauke dan Mappi semakin meluas. (*)

