Biak (Antaranews Papua) - Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) berkomitmen terus membangun sumber daya manusia (SDM) orang asli Papua tanpa batas.
"Komitmen YAPIS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Papua. Yapis bukanya hanya untuk Islam melainkan juga untuk semua agama di perbolehkan untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan Yapis," ucap Ketua Yapis Biak Haji Marsam M.Si pada peringatan milad ke-50 Yapis Papua di Biak, Sabtu.
Ia menyebut dalam mengemban tugas mulia yang disandang Yapis adalah membuat semua orang menjadi pintar dan menjadi orang baik.
Membacakan Ketua Umum Yapis Papua Dr Haji Mansyur, Marsam menyatakan bahwa Yapis senantiasa berkomitmen untuk membangun harmoni kerukunan umat beragama melalui jalur pendidikan.
Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan kurikulum kemajemukan atau multikulturalisme sebagai muatan dalam kurikulum Yapis Baik ditingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
Berdirinya Yapis 50 tahun silam, menurut Marsam, merupakan tonggak sejarah dimulainya sistem pendidikan nasional berbasis kebangkitan nasional dan persatuan kebangsaan nasional Indonesia di tanah Papua.
Setelah itu Yapis terus mengembangkan pendidikan formal di berbagai kabupaten, mulai menyebar ke berbagai wilayah lain di Papua, seperti TK, SD, SMP, SMA di Merauke, Biak, Fakfak, Kaimana, Sorong, Nabire, Yapen Waropen, Puncak Jaya, Manokwari, dan sebuah Universitas Yapis di Jayapura.
Sistem pendidikan yang digunakan Yapis adalah sistem pendidikan nasional memakai kurikulum nasional sama dengan yayasan lain yang ada di Papua.
Sedangkan mata pelajaran ciri khas Yapis diberikan kepada siswa pada jam ekstra kurikuler khusus yang beragama Islam.
Murid yang diterima pada sekolah Yapis adalah anak-anak bangsa yang sudah memasuki usia sekolah, tanpa memandang agama, suku, ras, dan tingkat sosial.
Yapis memilih jalur pendidikan dengan melayani semua anak-anak Papua apa pun latar belakangnya, karena hak memeproleh pendidikan adalah hak semua anak bangsa apa pun agamanya.
Hal inilah yang membuat lembaga pendidikan Yapis bersikap sangat terbuka menerima siswa dan mahasiswa dari kalangan non muslim termasuk staf pengajar dan tenaga administrasi di lembaga pendidikan Yapis.
Siswa/mahasiswa dan pengajar/staf administrasi yang non muslim ini mendapatkan kesempatan dan hak-hak yang sama dengan siswa/mahasiswa atau tenaga pengajar/staf administrasi yang muslim.
Keterbukaan pengelolaan pendidikan yang dikembangkan Yapis, lanjutnya, menyebabkan keberadaan Yapis tidak hanya menjadi milik umat Islam saja tetapi juga telah menjadi milik masyarakat Papua secara umum.
Peringatan milad ke-50 Yayasan Pendidikan Islam Papua di kabupaten Biak Numfor, mengangkat tema "Melalui Milad Yapis ke-50 Kita Budayakan Kebersamaan untuk meningkatkan pendidikan karakter bangsa khususnya di tanah Papua" ditandai dengan upacara bendera dipimpin Ketua Yapis Biak Haji Marsam M.Si dipusatkan di halaman kantor pusat Yapis Biak Jalan Condronegoro Distrik Samofa.
Berdasarkan data Yapis Papua telah memiliki 22 pengurus cabang (13 di Papua dan 9 di Papua Barat), YAPIS saat ini memiliki 155 lembaga pendidikan selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri atas 71 RA/PAUD, 49 SD/MI, 20 SMP/MTs, 10 SMA/SMK/MA, dan 5 perguruan tinggi.
Sedangkan di Kota Jayapura, Yapis memiliki 5 PAUD, 9 SD, 3 SMP, 2 SMA, dan 1 perguruan tinggi yakni Universiitas Yapis.