Arso, Keerom (ANTARA News) - Sekitar 200-an masyarakat dari perwakilan sejumlah kampung dan distrik Kabupaten Keerom mendesak agar wakil bupati terpilih Pieter Gusbager segera dilantik sehingga jalannya roda pemerintahan di daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini (PNG) ini bisa maksimal.
Desakan warga ini dikemas dalam bentuk aksi demontrasi di halaman kantor Bupati Keerom, Arso Kota, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua, Senin.
"Segera proses pelantikan Wakil Bupati Keerom terpilih Pieter Gusbager, jangan ditunda-tunda lagi. Bupati Keerom M Markum seharusnya memfasilitasi hal ini," kata Christian May, dalam demo yang dikawal ketat aparat kepolisian setempat.
Menurut dia, kekosongan jabatan wakil bupati Keerom sudah cukup lama, setelah M Markum yang sebelumnya wakil bupati dilantik menjadi Bupati Keerom menggantikan Celcius Watae yang mangkat karena sakit.
"Kini Pak Markum sudah jadi bupati, sementara jabatan wakil bupati belum juga diisi, padahal dalam rapat pleno pemilihan di DPRD Keerom tahun lalu, Pieter Gusbager telah terpilih tapi hingga kini proses pelantikannya terus ditunda," tutur Christian.
Senada itu, Jack Puraro salah satu tokoh pemuda Tabi dan Ketua Gapura meminta agar Bupati Keerom M Markum segera menemui massa pendemo guna menjelaskan sejauh mana mekanisme hingga menghambat pelantikan wakil bupati terpilih.
"Tolong Pak Bupati Keerom menemui warganya, jelaskan bagaimana hal ini bisa terlunta-lunta. Masyarakat butuh penjelasan, karena mereka ingin Pieter Gusbager, sebagai anak asli Keerom segera dilantik jadi wakil bupati," ujar Jack.
Asisten I Setda Kabupaten Keerom Sucahyo Agung yang menemui massa pendemo menjelaskan tentang mekanisme pelantikan yang dimaksud bukan kewenangan pihaknya sebagai aparatur negara.
Dia juga jelaskan bahwa Sekda Keerom sedang di Jakarta untuk mengurus alokasi P3K daerah itu.
"Ini merupakan ranah politik, bukan kami sebagai aparatur. Pak Bupati M Markum sedang umrah ke tanah suci, dari 13-26 Januari 2019. Nanti setelah itu baru bisa kembali melaksanakan tugas," papar Sucahyo.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Keerom Fransiscus Mekawa mencoba menjelaskan bahwa aspirasi tersebut sebaiknya disampaikan kepada pihaknya sebagai wakil rakyat, agar segera didorong melalui mekanisme legislasi di dewan.
"Ada baiknya aspirasi ini disampaikan kepada kami di dewan, agar cepat di dorong," kata Fransiscus.
Hanya saja penjelasan Fransiscus itu tidak ditanggapi warga dan mereka bersikeras agar aspirasi yang disampaikan segera ditanggapi, mengingat kekosongan jabatan wakil bupati hampir setahun lamanya.
"Kami inginkan adalah jawaban yang pasti, kapan pelantikan dilakukan. Jika belum, maka kami palang kantor ini hingga bupati datang," kata Ketua Dewan Adat Keerom Servasius A Tuamis.
Pantauan dilapangan, jalan masuk kompleks perkantoran Bupati Keerom yang terletak di Arso Kota, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua, Senin siang sekitar pukul 13.20 WIT langsung diblokade warga setempat dengan tumpukan material tanah karang.
Pada pagar pintu masuk ditempel sejumlah spanduk yang bertuliskan antara lain "Wakil Bupati Keerom segera dilantik guna membuka tabir uang rakyat yang digerogoti penguasa dan antek-anteknya", dan "Menteri Dalam Negeri segera menerbitkan SK pelantikan Wakil Bupati Keerom".
Pemblokadean ini sontak saja membuat sejumlah ASN Pemkab Keerom meninggalkan kantor, karena mendengar ancaman warga menduduki kantor tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak aparat keamanan sedang bernegosiasi dengan warga agar menghakhiri demo tersebut.