Jayapura (ANTARA News Papua) - Manajemen PT Bank Prekreditan Rakyat (BPR) Anak Negeri Papua (ANP) kini fokus melakukan pembiayaan kepada sektor usaha mikro (kredit produktif) dengan pola cicilan mingguan sehingga risiko kredit bermasalah bisa diminimalisir.
Direktur Utama PT BPR ANP Nuri, di Jayapura, Rabu, mengakui bila kebijakan tersebut diambil setelah pangsa pasar untuk kredit konsumtif yang sasaran utamanya adalah pasa Aparatur Sipil Negara sudah semakin sulit.
"Pada awal target kita lebih banyak ke kredit konsumtif dengan sasaran ASN, tetapi karena ada kebijakan pemerintah Provinsi Papua yang mewajibkan pembayaran gaji harus melalui Bank Papua, akhirnya pembiayaan fokus di Bank Papua," ujarnya.
Ia mengungkapkan dari target keseluruhan Rp50 miliar di 2018 BPR ANP hanya mampu mencapai 83 persen dan hal tersebut lebih dikarenakan menurunya jumlah kredit konsumtif.
Karenanya tahun ini BPR ANP telah menjalin kerja sama dengan Jamkrida untuk melindungi kredit mingguan tanpa jaminan dan skim kreditnya mencapai Rp10 juta.
Menurut dia kredit kecil seperti ini saingannya adalah koperasi yang memiliki risiko lebih tinggi dan suku bunganya ada di atas yang perbankan miliki.
Selain itu BPR ANP juga akan menggarap pembiayaan di sektor konstruksi karena pada umumnya kontraktor membutuhkan tambahan modal menjelang akhir pekerjaan.
"Tahun ini kami akan optimalkan di sektor produktif an kami juga bisa melakukan pembiayaan untuk kredit konstruksi, tapi ANP hanya menerima untuk proses penyelesaian proyek, bukan membiayai yang pakai SPK," kata Nuri.

