Jayapura (ANTARA) - Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw,menggelar pertemuan dengan tokoh agama yang tergabung dalam FKUB dan PGGP di Jayapura, Sabtu,terkait penyambutan Natal dan tahun baru 2020
Pertemuan yang dihadiri para tokoh agama diantaranya Uskup Jayapura, Leo Laba Lajar dan Ketua MUI setempat, Uztad Saiful Islami Al Payage berlangsung dengan penuh keakraban yang ditandai dengan tanya jawab.
Paulus Waterpauw pada kesempatan itu menjelaskan berbagai permasalahan yang terjadi sebelum pemulangan sekitar 3.000 mahasiswa asal Papua dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Papua.
Sebelum pemulangan mahasiswa, mereka sempat mengajukan ijin ke Polres Malang untuk melakukan demo namun ketika diminta penanggung jawabnya tidak ada yang bertanggung jawab sehingga anggota memperkirakan tidak jadi demo.
Aksi demo yang dilakukan dalam rangka memperingati New York Agreement tetap dilakukan bahkan sempat memacetkan jalan, sehingga anggota Polres Malang mengambil tindakan tegas.
Selain itu juga terjadi kasus rasisme di Surabaya sehingga mahasiswa Papua memutuskan untuk meninggalkan kuliahnya dan pulang.
Waterpauw menyebut kasus rasisme itu sudah ditangani Polwiltabes Surabaya.
Pemulangan ribuan mahasiswa hingga kini belum dapat ditangani secara menyeluruh walaupun sudah ada tim yang di koordinir Matius Murib karena baru sekitar 500 an mahasiswa yang menyatakan ingin kembali.
Namun sebelum dikirim kembali ke kota studinya tim akan mengecek lagi ke perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu guna memastikan apakah masih terdaftar atau tidak mengingat dari salah satu perguruan tinggi yang ada di Malang terungkap 56 mahasiswa asal Papua di DO, jelas Waterpauw.
Mantan Kapolda Sumut juga menjelaskan tentang keberadaan kelompok sipil bersenjata yang ada di beberapa daerah di Papua.
Selain di kawasan pegunungan juga ada di beberapa wilayah di pantai seperti Waropen dan sekitar Kabupaten Jayapura dan Sarmi, kata Irjen Pol Waterpauw.