Makassar (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Merdisyam mengatakan pemakaman dua orang terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), RZ (44) dan AZ (22) dikawal ketat oleh aparat Brimob Polda Sulsel.
"Kenapa dilakukan pengawalan karena kami ingin agar proses pemakaman berjalan lancar dan tidak menimbulkan penolakan dari masyarakat," ujar Irjen Pol Merdisyam didampingi Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri Brigjen Pol Ibnu Suhendra di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan, dasar dari pengawalan oleh polisi dikarenakan adanya beberapa kasus yang sebelum-sebelumnya di mana masyarakat ketika mengetahui yang dimakamkan adalah jaringan sindikat teroris, maka akan ditolak.
Karena itu, pihaknya bersama dengan Densus 88 Antiteror berupaya menghilangkan permasalahan lanjutan di masyarakat seperti penolakan pemakaman.
"Ada di Gowa, salah satu TPU. Di mana tempatnya, itu kami tidak bisa sebutkan. Yang pasti, proses pemakaman-nya berjalan lancar di salah satu TPU," ujarnya.
Sebelumnya, dalam penggerebekan di rumahnya di Vila Mutiara Cluster Biru Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya, Makassar pada Rabu (5/1) dini hari, RZ dan AZ tewas tertembus peluru anggota karena berusaha menyerang dan melawan saat akan diamankan.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Zulpan menambahkan, jenazah dimakamkan usai disemayamkan dan diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Pemakaman berlangsung cepat untuk mengantisipasi penolakan warga sekitar. Pihak keluarga RZ dan AZ tidak diizinkan ikut dalam prosesi pemakaman.
"Karena ini kan bukan pelaku kejahatan biasa, karena masuk kejahatan luar biasa. Makanya ini yang kita fokuskan cepat," ucap Zulpan.