Jakarta (ANTARA) - Laga pamungkas dalam Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia kontra Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Zabeel, Dubai, Jumat (11/6) mulai pukul 23.45 WIB, menjadi misi rumit yang harus dituntaskan oleh tim nasional Indonesia.
Di satu sisi, skuad Garuda mengincar kemenangan atau setidak-tidaknya hasil seri demi melipur lara setelah dihajar Vietnam 0-4 pada Senin (7/6).
Poin dari pertandingan melawan Arab akan menjadi penutup Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang 'tidak pahit-pahit amat' bagi Indonesia. Bagaimana tidak, sebelumnya Indonesia baru mendapatkan satu poin dari tujuh laga Grup G.
Namun, di sisi lain, timnas Indonesia bisa dikatakan belum mencapai level yang sama dengan UEA. Singkatnya, misi untuk mendulang angka sulit dilakukan.
Ditambah lagi, Indonesia akan berlaga tanpa didampingi pelatih kepala Shin Tae-yong di pinggir lapangan dan ruang ganti karena juru taktik asal Korea Selatan tersebut terkena akumulasi kartu kuning.
Timnas UEA merupakan kesebelasan yang paling subur di Grup G. Dari enam laga di Grup G, anak-anak asuh Bert van Marwijk sudah melesakkan 15 gol dan baru kemasukan lima gol.
Catatan itu berbanding terbalik dengan Indonesia yang menjadi tim dengan torehan kebobolan terburuk di Grup G. Sudah 22 gol yang bersarang dalam gawang Garuda dari tujuh pertandingan.
Sementara untuk urusan mencetak gol, Indonesia merupakan tim paling 'gersang' di Grup G karena baru membuat lima gol.
Perbedaan peringkat FIFA kedua tim juga sangat jauh. Sampai Jumat (11/6), Indonesia berada di peringkat 173 FIFA dan UEA bertengger di posisi ke-73.
Perbandingan yang cukup jomplang tersebut membuat Indonesia semakin tidak diunggulkan kala bersua UEA.
Akan tetapi, skuad Garuda menolak kalah sebelum berlaga.
Habis-habisan
Di tengah masalah nonteknis dan perbedaan kualitas pemain, tim nasional Indonesia bertekad tampil habis-habisan saat berjumpa UEA.
Asisten pelatih timnas Indonesia Choi In-cheol menyebut bahwa anak-anak asuhnya siap memberikan segenap kemampuan di lapangan.
"Walau tak bisa lolos ke babak selanjutnya, kami tetap akan bekerja keras. Pemain-pemain muda ini akan memaksimalkan performanya," ujar Choi.
Timnas Indonesia, pria berkewarganegaraan Korea Selatan itu melanjutkan, sudah mengantongi kelemahan UEA yang akan dieksploitasi dalam pertandingan.
Meski tidak membeberkan secara detail soal taktik dan strategi, timnas Indonesia tampaknya akan tetap turun dengan formasi 4-4-2 yang menjadi andalan Shin Tae-yong.
Yang mungkin akan berubah adalah susunan sebelas pertama. Di belakang, mulai dari kiper Nadeo Argawinata sampai kwartet bek Asnawi Mangkualam, Arif Satria, Rizky Ridho dan Pratama Arhan sangat mungkin dipertahankan.
Pergantian diprediksi terjadi di lini tengah. Rachmat Irianto, yang sebelumnya bermain sejak menit awal versus Vietnam, berpotensi digantikan oleh I Kadek Agung. Kadek merupakan salah satu pencetak gol ke gawang Thailand, Kamis (3/6), dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2.
Selain itu, Shin bisa saja mengembalikan susunan pemain seperti ketika melawan Thailand. Egy Maulana dan Witan Sulaeman, yang dicadangkan kontra Vietnam, sangat mungkin kembali ke starting eleven, mendampingi Syahrian Abimanyu.
Di depan, sang kapten Evan Dimas sulit untuk digantikan karena perannya yang vital. Sebagai rekan Evan di lini serang, Shin seharusnya dapat mempertimbangkan untuk mengganti Kushedya Yudo dengan nama baru seperti Saddam Gaffar atau Muhammad Rafli.
Indonesia mau tidak mau akan bermain dengan mentalitas defensif jika tidak ingin pertahanan mereka dibombardir oleh UEA yang acap kali menerapkan formasi penyerang tunggal 4-2-3-1.
Sekadar mengingatkan, penyerang UEA Ali Mabkhout untuk sementara berstatus pemain tersubur kedua di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia dengan delapan gol. Jumlah itu hanya berbeda sebiji dari koleksi pencetak gol terbanyak Takumi Minamino (Jepang) yang sudah menciptakan sembilan gol.
Pada dua laga UEA di Dubai sebelum bersua Indonesia, yakni kala menundukkan Malaysia 4-0 dan Thailand 3-1, Mabkhout menghadirkan dua gol dan satu assist untuk negaranya.
Di Grup G, pemain berusia 30 tahun tersebut pernah membuat trigol ke gawang Indonesia, tepatnya kala UEA memaksa skuad Garuda, yang kala itu masih dibesut Simon McMenemy, menelan kekalahan 0-5 pada Oktober 2019.
Demi meredam keagresifan penyerang UEA, Indonesia wajib bermain disiplin di semua posisi. Mereka mesti mengurangi kesalahan di lapangan dan sesekali mengincar kesempatan untuk melakukan serangan balik.
Skuad Garuda pun sebaiknya mengurangi jumlah operan lambung karena postur pemain UEA yang tinggi dapat mementahkannya dengan mudah.
Walau kualitas timnya lebih superior dari Indonesia nyaris di semua aspek, pelatih UEA Bert van Marwijk menyadari bahwa sang lawan dapat menyulitkan andai pasukannya lengah.
Untuk itu, pria asal Belanda yang membawa Feyenoord juara Piala UEFA musim 2001-2002 tersebut meminta pemainnya untuk tidak menganggap remeh lawan.
"Kami selalu menanggapi lawan dengan serius. Kami mempersiapkan diri dengan kerja keras yang sama untuk setiap pertandingan. Laga melawan Indonesia tidak akan mudah karena mereka tim bagus. Kami menghormati mereka," tutur van Marwijk.
Timnas Indonesia sendiri sejatinya tidak perlu berkecil hati misalnya kalah dari UEA.
Seperti disampaikan gelandang Syahrian Abimanyu, yang terpenting adalah semua pemain mengambil pelajaran dari pertandingan tersebut. Masih banyak waktu untuk membenahi diri.
"Setidak-tidaknya, pertandingan itu akan menjadi pengalaman yang bagus untuk semua pemain," tutur pesepak bola berusia 22 tahun itu.
Lagipula, sebagai juru kunci Grup G, Indonesia sudah menyegel satu tempat di playoff Kualifikasi Piala Asia 2023. Kualifikasi tersebut akan dilaksanakan pada September dan Oktober 2021.
Apapun yang terjadi, tetap tegakkan kepalamu, Garuda!