Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd mengatakan penggunaan masker dobel dinilai dapat mencegah penularan COVID-19 varian Delta.
"Penggunaan masker dobel lebih efektif mencegah penularan varian baru corona yang saat ini sudah semakin menyebar," kata dia di Banjarmasin, Rabu.
Syamsul merujuk sejumlah hasil penelitian terbaru, salah satunya yang dinyatakan Direktur Medis Sollis Health di Los Angeles Scott Braunstein bahwa varian Delta memiliki protein lonjakan yang 'terbuka' lebih lama dari aslinya, sehingga memungkinkan virus memasuki sel manusia lebih efisien dan pada akhirnya membuat lebih menular.
Hal ini berarti bahwa penularan akan membutuhkan lebih sedikit partikel virus untuk menyebarkan infeksi dari satu orang ke orang lain.
Untuk itulah, intervensi pencegahan paling efektif salah satunya penggunaan masker. Menurut Syamsul lapisan kain pada masker dapat meningkatkan efektivitas penyaringan partikel virus.
Dengan logika tersebut, seseorang yang pakai masker dobel akan meningkatkan jumlah lapisan pada wajah mereka dan tentunya meningkatkan tingkat penyaringan.
"Pemakai masker bedah di balik masker kain akan memberikan perlindungan maksimal karena masker bedah berfungsi sebagai filter dan masker kain berfungsi untuk lapisan tambahan," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Selain disiplin menggunakan masker, Syamsul juga mengingatkan kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik sangatlah penting dipertahankan. Dianjurkan pula menggunakan penyanitasi tangan yang memiliki kandungan setidaknya 60 persen alkohol, jika sabun dan air tidak tersedia.
"Setelah aktivitas seperti menyentuh sesuatu maka segeralah membersihkan tangan. Jika tak ada air maka penyanitasi tangan bisa digunakan," paparnya.
Cara lainnya untuk mencegah penularan varian baru Corona dengan segera melakukan vaksinasi. Diketahui Delta yang menyebar saat ini belum banyak mempengaruhi efikasi vaksin. Untuk itulah, sangat penting memvaksinasi orang yang berisiko secepat mungkin.
"Vaksinasi harus masif sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo yang menarget vaksinasi 700 ribu per hari. Bukalah pemberian vaksin pada tempat-tempat yang banyak dikunjungi masyarakat seperti di mal atau tempat ibadah. Di sisi lain, pelaksanaan pengetatan PPKM Mikro juga harus dikawal betul," kata pria yang juga menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya itu.*