Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Akhmad mengatakan dengan terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2021-2026, membuktikan tingginya aspirasi regenerasi kepemimpinan di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu.
"Gus Yahya adalah simbol kekuatan kader muda NU," kata Rumadi di Bandar Lampung, Lampung, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jum’at.
Menurut Rumadi, Gus Yahya bukan sosok yang asing bagi Presiden Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin.
"Beliau pernah menjadi Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden/Wantimpres). Tentunya pemerintah sangat senang dengan terpilihnya Gus Yahya ini," ujarnya.
Rumadi berharap Gus Yahya dapat membawa NU menjaga khitahnya sebagai organisasi sosial keagamaan yang menjaga nilai-nilai Islam dan nilai-nilai Indonesia.
Ia juga berharap NU terus bekerja sama dengan pemerintah. Kerja sama itu dapat diwujudkan dengan menjaga eksistensi NKRI, menyejahterakan rakyat, dan menjadi pilar untuk memperkuat agenda nasional pemerintah terkait moderasi beragama.
"NU organisasi yang suportif terhadap pemerintah sejauh kebijakan pemerintah sejalan dengan prinsip-prinsip NU," katanya.
Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dari petahana KH Said Aqil Siroj, dalam pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung, Jumat.
Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.
Sebelum mengerucut pada dua nama, muncul sosok mantan Waketum PBNU As'ad Said Ali, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar, dan KH Ramadhan Buayo. Namun ketiganya gagal memenuhi syarat minimal 99 suara di penjaringan bakal calon Ketum PBNU.
Gus Yahya, lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ia merupakan kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Selain pernah menjabat anggota Wantimpres, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat RI.