Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Jayapura, Rabu, mengatakan beberapa lomba kreatif yang dilaksanakan Rabu (29/6) yakni lomba yosim pancar atau tari pergaulan khas Papua, MOP atau cerita lucu versi Papua dan lomba merajut noken (tas tradisional) yang menggunakan benang wol.
"Perlombaan aneka kreasi yang sering dilakukan masyarakat itu, selain untuk melestarikan, juga agar lebih dikenal, apalagi kini noken sudah masuk dalam warisan budaya dunia oleh UNESCO," katanya.
Menurut Kapolda Fakhiri, karena itulah dengan dilakukannya lomba merajut noken diharapkan dapat melestarikannya sekaligus menjadi ajang bagi mama-mama Papua berkreasi dalam merajut noken.
Sementara itu, salah satu juri yang menilai pengrajin noken Markus Krey mengatakan, penilaian terhadap noken hasil rajutan para pengrajin di antaranya keindahan, ukuran dan kreativitas.
"Lebih diutamakan kreatifitas pengrajin hingga menghasilkan noken yang indah," katanya yang juga dosen di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua di Waena, Jayapura.
Dia menambahkan para pengrajin diberi waktu sekitar enam jam karena akan berakhir pukul 17.00 WIT.
Dia menambahkan para pengrajin diberi waktu sekitar enam jam karena akan berakhir pukul 17.00 WIT.
Sekadar diketahui, lomba yosim pancar atau akrab disebut yospan dan MOP diikuti 36 peserta sedangkan merajut noken diikuti 70 peserta.