Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mappi, Papua Selatan memfasilitasi anak-anak yang putus sekolah di daerah itu untuk kembali mendapatkan pendidikan.
Penjabat Bupati Mappi Michael Gomar dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Senin, mengatakan pihaknya telah meminta Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3A-KB) setempat untuk melakukan pendataan guna memfasilitasi anak-anak kembali bersekolah.
"Ini langkah awal yang baik untuk kami mengumpulkan anak-anak yang selama ini berkeliaran tanpa tujuan yang jelas agar mereka bisa mendapatkan ilmu pendidikan," katanya.
Menurut Gomar, pihaknya telah menemui 28 anak-anak yang putus sekolah pada Minggu (14/5) dan mereka mengungkapkan keinginan untuk bisa bersekolah.
Selain itu kata dia, pihaknya berharap Dinas Sosial dan Dinas P3A-KB Kabupaten Mappi agar bisa membimbing anak-anak tersebut dengan melibatkan semua pihak mulai dari organisasi keagamaan, organisasi pemuda, TP PKK, Bhayangkari, Persit dan semua organisasi masyarakat di daerah itu karena setiap anak berhak untuk sekolah.
"Persoalan ini harus jadi perhatian utama dari semua pihak dan menjadi atensi bagi semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD)," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas P3A-KB, Kabupaten Mappi Verdinanda Genoveva mengatakan, hingga kini pihaknya sudah mendata sebanyak 28 anak-anak yang putus sekolah di Kota Kepi dan sekitarnya.
Dia menjelaskan ke 28 anak tersebut berdomisili di tiga lokasi yakni di 14 orang di kota Kepi, enam orang di Kampung Emete dan delapan orang di jalan bandara.
"Ke depan kami akan terus melakukan pendataan anak-anak putus sekolah disamping itu kami juga menyiapkan skema untuk membimbing anak-anak tersebut," katanya.
Dia menambahkan pihaknya akan kembali mendata sesuai umur dan tempat tinggal mereka setelah itu akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar mereka bisa kembali bersekolah.
Senada disampaikan Kepala Dinas Sosial, Ignasius Babaga yang meminta anak-anak tersebut untuk berhenti untuk melakukan kegiatan negatif yang dapat merusak masa depan seperti mengonsumsi minuman keras.
"Diharapkan dari sekarang agar kegiatan seperti itu dihentikan agar masa depan menjadi lebih baik," katanya.