Jayapura (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) menyebutkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Jayapura, Papua saat ini berada di angka 80 persen atau tertinggi di Indonesia karena IPM secara nasional sebesar 78 persen.
Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Prof Eko Prasojo di Jayapura, Senin, mengatakan, secara umum dari tujuh indikator makro empat indikator sudah dicapai oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura.
"Yang sudah tercapai dan telah dikerjakan oleh Pemkot Jayapura seperti mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM)," katanya.
Dia mengatakan hal itu saat Pemaparan laporan akhir evaluasi hasil pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Jayapura 2025-2025 di Jayapura, Senin.
Menurut Eko, hal tersebut menjadi dasar Pemkot Jayapura untuk menyusun RPJPD 20 tahun ke depan.
"Kami optimistis capaian 20 tahun ke depan Kota Jayapura akan semakin maju," ujarnya.
Dia menjelaskan, kunci untuk mencapai semua indikator pembangunan ada pada perencanaan dan penganggaran sehingga dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat.
"Kemudian ada juga manajemen data dan informasi yang baik serta konsistensi indikator kinerja pembangunan juga sangat penting," katanya
Dia mengatakan sebab jika tidak konsisten maka akan susah mencapai indikator pembangunan selain itu yang terpenting juga ialah kapabilitas birokrasi terutama untuk menyusun sub indikator kinerja pembangunan serta program kegiatan.
"Karena kami melihat tidak hanya di Jayapura namun secara umum memang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kerja sendiri," ujarnya.
Dia menambahkan seperti upaya untuk mengurangi angka kemiskinan di mana untuk mencapai itu harus dilakukan secara bersama sehingga harus memerlukan kolaborasi semua OPD
"Untuk itu kami terus mendorong supaya di Papua harus mempunyai arsitektur kinerja," katanya.
Sekretaris Eksekutif Komite Pengarah Birokrasi Reformasi Nasional itu mengungkapkan saat ini pemerintah sementara mengembangkan Indeks Model Manusia (IMM) sehingga indikator pendidikan tidak hanya angka partisipasi kasar atau murni tetapi juga kualitas pendidikan seperti yang diukur berapa lama sekolah.