Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua menyambut baik rencana PT Korindo hendak membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLTB) di tengah terus berkurangnya pasokan daya PLN di areal Jayapura.
"Mengenai rencana PT Korindo untuk membangun PLTB dan dikaitkan dengan hutan tanaman industri di Kabupaten dan Kota Jayapura, ini merupakan langkah yang sangat baik, kita tentu menyambut baik rencana ini karena kini Kota Jayapura dan sekitarnya beban puncaknya sekitar 70 MW," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua Bangun Manurung, di Jayapura, Jumat.
"Sementara 60 persen pembangkit yang ada sistemnya sewa dan sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil. Jadi kedepan, skala pelaksanaan pembangkit listrik yang dilakukan oleh pihak swasta akan sangat membantu sekali, apalagi PLTB dari skala pencemaran lingkungan sangat minim dan memanfaatkan limbah-limbah dari hasil produksi yang ada," sambungnya.
Diungkapkan Manurung, PT. Korindo mempunyai rencana untuk membangun hingga tiga unit PLTB dengan penghasilan daya mencapai 30 MW.
"Rencana mereka bisa bangun sampai tiga pembangkit, masing-masing pembangkit bisa sampai 10 MW. Kita tahu sekarang dengan beban puncak yang ada PLN dalam minggu-minggu ini sering mati-mati, tentu ini sangat kita respon dengan baik," ucapnya.
Manurung menjelaskan, pemerintah kini dalam posisi menunggu perencanaan dari PT Korindo dan semua hal yang menyangkut perizinan.
"Direncanakan akan ada proyek percontohan dulu untuk membuktikan keseriusan mereka. Mereka belum punya hutan industri di Kabupaten Jayapura, jadi nanti mereka mendapatkan izin membuka hutan tanaman industri sekitar 10 ribu sampai 15 ribu hektare," katanya.
Dijabarkannya, Pemprov mempercayai kinerja dari PT Korindo karena mereka telah membangun PLTD di sejumlah titik di Pulau Kalimantan sehingga hal tersebut dirasa perlu untuk diterapkan di Papua.
"Karena ini melibatkan masyarakat dan faktor non teknisnya yang kita tidak bisa tebak-tebak. Kalau sudah tidak ada kendala dilapangan, mungkin dalam dua sampai tiga tahun sudah bisa karena secara teknis Korindo tidak ada masalah sebab mereka sudah lakukan di Kalimantan dan kami bersama pak gubernur sudah lihat sendiri," ujarnya.
Ditambahkan manurung, PT Korindo setidaknya memerlukan luasan lahan hutanm industri sebanyak 3.000 hektare untuk dapat membangun satu mesin pembangkit. (*)