Timika (Antara Papua) - Penanganan penyakit malaria di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua kini semakin lebih baik, meskipun jumlah kasus tersebut diyakini masih cukup tinggi di wilayah Distrik Mimika Timur Jauh.
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan, sesuai survei yang dilakukan jajarannya di Kampung Manasari dan Otakwa, Distrik Mimika Timur Jauh, angka kesakitan akibat gigitan nyamuk malaria masih cukup tinggi di wilayah itu.
"Dibanding tahun sebelumnya, temuan kasus malaria di Mimika Timur Jauh masih cukup tinggi. Tahun ini persentasenya mencapai 17 persen, sedangkan tahun 2014 hanya sekitar 14 persen," jelas Yusuf.
Menurut dia, Biro Kesehatan LPMAK terlibat penanganan kasus malaria di wilayah Manasari dan Otakwa. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Pemda Mimika melalui Puskesmas Manasari dan Pustu Otakwa.
Adapun kasus malaria di kampung-kampung pesisir Mimika yang menjadi wilayah cakupan program Biro Kesehatan LPMAK cenderung menurun yakni pada kisaran angka 5 persen.
Kampung pesisir di Mimika yang menjadi wilayah cakupan program Biro Kesehatan LPMAK selain Manasari dan Otakwa yaitu Amar, Ipaya, Kokonao, Keakwa dan Atuka.
"Kami menduga bahwa mobilitas warga Manasari dan Otakwa ke Timika terutama ke daerah kawasan Pelabuhan Paumako Timika yang cukup tinggi mempengaruhi masih tingginya angka kasus malaria di sana. Apalagi penanganan kasus malaria di kawasan Pelabuhan Paumako hingga kini belum dikendalikan dengan baik," jelasnya.
Selama 2015, katanya, Biro Kesehatan LPMAK melakukan pengendalian kasus malaria di kampung-kampung pesisir Mimika. Dari 3.153 warga yang diperiksa, yang positif terserang penyakit malaria sebanyak 161 warga.
Selain pemeriksaan kasus malaria, Biro Kesehatan LPMAK menempatkan 29 orang juru malaria kampung yang bertugas untuk mendorong masyarakat setempat melakukan pemeriksaan penyakit malaria, pemberian penyuluhan kesehatan dan kebersihan kampung, penyemprotan rumah dengan obat insektisida serta pendistribusian kelambu insektisida.
Adapun temuan kasus malaria secara keseluruhan di Kabupaten Mimika hingga kini semakin menurun.
Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan setempat, angka Annual Paracit Index (API) malaria di Mimika pada 2013 masih cukup tinggi yaitu 450/1.000 orang. Sementara pada 2014 API malaria di Mimika menurun menjadi 224/1.000 orang.
Program pengendalian kasus malaria di Kota Timika sejak 2013 digalang melalui Mimika Malaria Center yaitu program kerja sama antara Dinas Kesehatan, Biro Kesehatan LPMAK, Departemen Community Health Development PT Freeport dan Bank Papua.
Pembentukan Mimika Malaria Center tersebut merupakan tindak lanjut dari program besar Mimika menuju eliminasi malaria pada tahun 2026.
Selama 2015, tim Malaria Center melakukan penyemprotan insektisida pada 21.423 rumah penduduk di Kota Timika untuk membasmi nyamuk yang membawa bakteri malaria. (*)
Berita Terkait
KPK temukan dua perusahaan di Papua tunggak pajak kendaraan Rp1 miliar
Minggu, 19 Mei 2024 18:49
Babinsa Posramil bantu salurkan logistik korban banjir di Kurik
Minggu, 19 Mei 2024 18:46
BI: Pentingnya inovasi dalam pengembangan sumber ekonomi baru Papua
Minggu, 19 Mei 2024 17:17
Dishub Papua Tengah: Landasan Bandara Nabire ditambah 900 meter
Minggu, 19 Mei 2024 17:15
Pemkab Biak Numfor salurkan pemanfaatan dana Otsus Papua Rp15 miliar
Minggu, 19 Mei 2024 17:11
Festival Cenderawasih 2024 upaya dorong sumber pertumbuhan ekonomi
Minggu, 19 Mei 2024 17:10
Koops TNI Habema: Masyarakat Homeyo telah kembali dari pengungsian
Minggu, 19 Mei 2024 11:27
DKP Papua tingkatkan pemberdayaan ekonomi nelayan OAP di Biak Numfor
Minggu, 19 Mei 2024 7:44