Jayapura (Antara Papua) - Pengamat sepak bola asal Papua, Daniel Womsiwor menilai tidak seharusnya manajemen Persipura memutuskan kontrak kerja bersama pelatih Jafri Sastra dalam membesut Boas TE Solossa dan kawan-kawan.
"Seharusnya Jafri Sastra perlu diberi kesempatan lagi di empat laga akhir putaran pertama Torabika Soccer Championship (TSC) 2016," kata Daniel Womsiwor ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Selasa.
Hasil buruk yang diraih tim Persipura pada beberapa laga terakhir, tidak sepantasnya menjadi patokan dalam mengganti pelatih, karena hal yang sama juga dialami oleh tim-tim besar seperti Arema Cronus, Persib Bandung, Sriwijaya Fc dan Pusam Berneo Fc
"Kelemahan Persipura bukan cuma dibebankan kepada pelatih tapi justeru di tahun ini rata-rata pemain andalan seperti Boaz, Kabes, Ricardo, Bio dan beberapa pemain lainnya sudah mendekati umur 30 tahun bahkan lebih," katanya.
Belum lagi, kata dia, tiga pemain asing yang direkrut yakni Bokay Edi oday, James Koko Lomel dan Thiago kurang produktif untuk mendukung hasil positif yang diharapkan oleh manajemen.
"Jadi prestasi menurun bukan karena pelatih saja tapi ada banyak faktor. Jadi sebaiknya Jafri bisa selesaikan putaran pertama baru dievaluasi, tapi saya dengar manajemen sudah memutus kontrak. Jangan karena Madura United pimpin klasmen lalu kita mau pecat pelatih di klub-klub langganan juara seperti Persipura, Arema dan Persib," katanya.
Daniel yang pernah membesut tim PS Uncen pada Piala Menpora beberapa tahun lalu menyarankan agar manajemen Persipura mengevaluasi secara menyeluruh skuat kebanggaan warga Kota Jayapura dan Papua itu.
"Yang perlu dilakukan adalah evaluasi menyeluruh, kita harus melihat usia pemain, menilai kualitas pemain asing termasuk kualitas pemain muda. Jika tanpa melihatnya maka siapapun pelatihnya saya kira akan bernasib sama. Sekalipun yang latih itu Coach Rahmad Darmawan atau Jackson F Thiago, maka hasilnya sama saja, karena materi pemain sudah usia senja," katanya.(*)