Timika (Antara Papua) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Mimika, Papua dr Evelyn SM Pasaribu mengungkapkan jumlah penderita penyakit tekanan darah tinggi, kolesterol dan diabetes di Timika akhir-akhir ini meningkat.
"Sekarang penderita penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, jantung dan lain-lain meningkat. Bahkan tidak sedikit pasien meninggal dengan riwayat penyakit-penyakit itu," ucapnya di Timika, Rabu.
Menurut dokter Evelyn, meningkatnya penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol dan jantung karena berbagai faktor, salah satunya yaitu pola makan dan pola hidup yang kurang sehat.
Selain penyakit-penyakit tidak menular tersebut, penyakit dominan para pasien yang berobat ke RSUD Mimika yaitu malaria dan penyakit-penyakit infeksi yang lain seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ispa), tuberculosis (TB) dan lainnya.
Kusta
Adapun penanganan penyakit kusta tidak dilakukan secara khusus oleh RSUD Mimika lantaran obat program penyakit kusta sudah tersedia di berbagai Puskesmas di wilayah itu.
"Kalau ada pasien kusta, kita tidak tangani kasus kustanya. Kami hanya menangani efek samping akibat kusta karena obat paket kusta itu sudah tersedia di Puskesmas. Kalaupun pasien kusta ke RSUD Mimika, kami hanya melayani pemeriksan laboratoriumnya untuk memastikan atau mendiagnosa penyakitnya," jelas Evelyn.
Selama 2015 dan 2016, katanya, RSUD sudah beberapa kali menangani pasien kusta.
Kasus kusta di Mimika kian merebak dalam beberapa tahun terakhir, tidak saja di Distrik Mimika Barat Jauh dan Mimika Barat Tengah, tetapi juga di beberapa wilayah sekitar Kota Timika seperti Puskesmas Wania Kampung Kamoro Jaya (SP1), dan Puskesmas Timika Jaya (SP2).
Dalam kunjungan kerja pelayanan kesehatan ke Distrik Mimika Barat Jauh baru-baru ini, Dinkes Mimika menemukan 20 penderita kasus kusta di wilayah itu.
Sekretaris Dinkes Mimika Raynold Ubra mengatakan 20 kasus kusta itu ditemukan di dua kampung yaitu Yapakopa dan Aindua masing-masing 10 kasus.
Menurut dia, penanganan pasien kusta di wilayah Kota Timika dan sekitarnya cukup maksimal lantaran petugas langsung melakukan pendampingan kepada pasien untuk meminum obat secara teratur.
Namun permasalahan muncul di wilayah pedalaman dan pesisir yang jauh dari pusat layanan kesehatan.
"Kami sedang mencari model penanganan penyakit kusta yang lebih komprehensif terutama di wilayah pedalaman yang jauh dari layanan kesehatan. Peluang untuk itu cukup terbuka karena adanya jaminan kesehatan daerah yang dialokasikan dari APBD Mimika. Dengan adanya dana itu maka akan membantu pasien untuk dapat mengakses layanan kesehatan guna mengobati penyakitnya," kata Raynold. (*)