Jayapura (Antara Papua) - PT Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Provinsi Papua memperkirakan bisnis infrastruktur merupakan salah satu sumber potensial Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baru di Bumi Cenderawasih.
Direktur Utama PT Jamkrida Provinsi Papua Desty Pongsikabe, di Jayapura, Jumat, mengatakan modal yang digunakan untuk bisnis infrastruktur jika dijamin oleh Jamkrida maka uangnya tidak akan "lari" ke luar.
"Justru mulai dari jaminan penawaran, pelaksanaan sampai pemeliharaan jika dihitung dalam satu proyek bisa diperoleh dua sampai tiga persen dari total nilai sebuah proyek," katanya.
Desty menyontohkan Provinsi Papua dari Rp13 triliun APBD, kemungkinan ada Rp2 triliun untuk infrastruktur, jika diambil dua persen untuk penjaminan dikurangi biaya operasional maka terdapat Rp20 miliar untuk PAD.
"Penjaminan proyek ini merupakan salah satu sektor produktif yang berdasarkan data Jamkrida setelah dievaluasi masih berada di bawah 20 persen sehingga di 2017 ini akan didorong," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk mendukung sektor produktif dalam penjaminan proyek ini, pihaknya mengharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua dapat bekerja sama dengan Jamkrida.
"Selama ini SKPD jika menjalankan penjaminan proyek dikelola oleh asuransi BUMN sehingga tidak diketahui berapa besaran kontribusinya bagi PAD," katanya lagi.
Dia menambahkan sehingga jika penjaminan proyek dikelola oleh Jamkrida maka dapat dikatakan "berburu di ladang sendiri" di mana uang akan berputar di dalam Papua dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Bumi Cenderawasih. (*)