Jayapura (Antara Papua) - Sekitar 200-an pelajar SMP Negeri 4 Kota Jayapura mengikuti sosialisasi wawasan kebangsaan dan bela negara yang digelar oleh Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Papua, Selasa.
Sosialisasi wawasan kebangsaan dan bela negara itu digelar di aula SMP yang terletak di Kelurahan Abepantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura, yang bertujuan untuk meningkatan kesadaran akan nilai-nilai luhur budaya bangsa bagi guru dan pelajar.
Wakil Kepala SMP Negeri 4 Kota Jayapura Adi Soerojo yang ditemui disela-sela kegiatan mengatakan sosialiasi tersebut bermanfaat untuk menangkal paham radikal atau paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 bagi pelajar sejak usia dini.
"Kegiatan ini sangat tepat, karena ada keterkaitannya dengan beberapa pelajaran sekolah yang isinya menyampaikan tentang pentingnya wawasan kebangsaan dan bela negara," kata Adi.
Sementara itu, Letkol Inf Sulaiman Amirudi dari Kominda Papua saat memaparkan materi "Membangun Kebangsaan Dalam NKRI" mengemukakan generasi muda harus mengerti jerih payah generasi pendahulu dalam membangun negara dan bangsa.
"Karena dengan mengetahui sejarah dan wawasan kebangsaan, akan membangkitkan jiwa patriotisme dan nasionalisme pada diri generasi muda. Bangsa yang kuat adalah bersatu, berdaya saing tinggi dan sejahtera serta terjaganya dan cinta NKRI," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan nilai-nilai kebangsaan perlu dipahami dan dimengerti oleh pelajar sejak dini, sehinga bisa menangkal isu-isu perpecahan bangsa.
"Untuk itu, kita harus membangun karakter dan membina, memperbaiki serta membentuk watak, sifat-sifat kejiwaan insan manusia, sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik belandaskan nilai-nilai Pancasila," kata Sulaiman.
Ia juga mengajak para pelajar membangun semangat gotong royong, kepedulian, sopan santun, kekeluargaan dan tanggung jawab di lingkungan sekitar dan keluarga.
Sedangkan, Kepala Kesbangpol Kota Jayapura Eveerth Meraudje dalam materinya mengatakan wawasan kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara harus terus ditumbuhkan di kalangan generasi muda khususnya pelajar agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkannya.
"Dengan begitu, pelajar dapat menghindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan generasi penerus bangsa," katanya. (*)