Timika (Antara Papua) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) siap mengoperasikan kembali Rumah Sakit Waa-Banti di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, jika situasi keamanan di wilayah itu benar-benar aman dari gangguan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Jusuf Nugroho di Timika, Jumat, mengatakan RS Waa-Banti ditutup total operasionalnya sejak 26 Oktober 2017 setelah sekelompok orang bersenjata mulai menguasai Kampung Kimbeli, Waa-Banti, Utikini, Tembagapura.
Bersamaan dengan itu, seluruh petugas kesehatan mulai dari perawat, dokter, para medis maupun karyawan RS Waa-Banti dievakuasi ke Timika.
Setelah lebih dari dua bulan berlalu, hingga kini LPMAK belum mendapat pernyataan resmi dari pihak keamanan apakah RS Waa-Banti sudah bisa beroperasi kembali setelah situasi keamanan di wilayah itu sudah kembali kondusif dan sudah dikuasai sepenuhnya oleh aparat Polri dan TNI.
"Sampai sekarang kami belum mendapat update informasi apakah rumah sakit ini akan diaktifkan kembali dalam waktu dekat. Kalau memang pihak keamanan sebagai pihak yang berwenang menyatakan rumah sakit silahkan dibuka kembali karena kondisinya sudah aman maka kami akan membuka kembali," ujar Jusuf.
Semenjak RS Waa-Banti tidak lagi beroperasi, pelayanan kesehatan warga Kampung Waa-Banti dan sekitarnya kini langsung dilakukan oleh RS Tembagapura.
Warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan harus berjalan kaki atau dijemput dengan kendaraan dari kampung mereka menuju RS Tembagapura yang jaraknya cukup jauh.
"Intinya kami siap membuka kembali pelayanan kesehatan di RS Waa-Banti kalau sudah ada pernyataan resmi dari pihak keamanan bahwa kondisinya sudah aman," kata Jusuf.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar meminta Pemkab Mimika dan pihak-pihak terkait seperti PT Freeport dan LPMAK agar segera memberikan pelayanan bidang pendidikan, kesehatan maupun pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakat yang memilih tinggal di Banti dan kampung-kampung sekitar itu.
"Sebagian masyarakat Kimbeli dan Banti kini sudah diungsikan ke Timika. Mereka sudah mendapatkan pelayanan oleh Pemda. Untuk warga yang bertahan di Banti dan kampung-kampung sekitar itu, kita juga mendorong Pemda Mimika untuk memberikan suport kepada masyarakat di sana," ujarnya.
"Mereka perlu segera dibantu pelayanan kesehatan, pendidikan maupun masa depan mereka selanjutnya seperti apa karena jumlah warga yang bertahan di sana masih cukup banyak," kata sambung Bor Rafli.
Menurut mantan Kadiv Humas Polri itu, pelayanan kesehatan, pendidikan maupun program-program pembangunan lainnya sangat dibutuhkan di wilayah Banti dan kampung-kampung sekitar itu agar masyarakat setempat bisa segera survive dan lebih produktif. (*)
Berita Terkait
Dinkes: Layanan kesehatan di Puncak Jaya kembali normal
Kamis, 28 November 2024 17:38
BPJS Kesehatan hadirkan pelayanan daring permudah peserta JKN di Papua
Rabu, 27 November 2024 19:26
69 fasilitas kesehatan di Papua lakukan layanan kepada ODHA
Kamis, 21 November 2024 16:42
Dinkes Papua: Butuh upaya terpadu lintas sektor penanganan TBC
Kamis, 21 November 2024 1:56
Dinkes Mimika harapkan kolaborasi tingkatkan kesehatan masyarakat
Senin, 18 November 2024 17:12
Dinkes tingkatkan skrining kesehatan warga Biak mencegah TB
Minggu, 17 November 2024 13:01
Pemprov dorong pergub jaminan Kesehatan Orang asli Papua
Jumat, 15 November 2024 16:28
RSUD Supiori lengkapi fasilitas kesehatan untuk naik kelas
Kamis, 14 November 2024 15:09