Timika (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua, sejak pertengahan Januari mengirim dua dokter spesialis untuk bergabung bersama Tim Kementerian Kesehatan untuk membantu penanganan pasien kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat.
Sekretaris Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Senin, mengatakan kedua dokter spesialis yang dikirim ke Asmat yaitu dr Jeanne Rini Poespoprodjo spesialis anak dan dr Tanzie spesialis obgin.
"Kedua dokter ini sudah bergabung dengan Tim Kemenkes sejak 15 Januari dan sampai sekarang masih berada di Asmat," kata Reynold.
Sebagai kabupaten yang bertetangga langsung dengan Asmat, Kabupaten Mimika kini terus mengantisipasi potensi munculnya wabah campak dan gizi buruk di kampung-kampung perbatasan seperti di Distrik Jita, Mimika Timur Jauh dan Agimuga.
Menurut Reynold, pada akhir 2017 Dinkes Mimika mengerahkan Tim Satgas Mimika Sehat untuk melakukan pelayanan kesehatan sekaligus pendampingan masyarakat di wilayah pedalaman, termasuk masyarakat yang bermukim di kampung-kampung perbatasan Asmat seperti Kampung Blumen di Distrik Jita.
"Sebelum ada wabah campak di Asmat, Tim Mimika Sehat sudah bertugas di kampung-kampung perbatasan Pulau Tiga seperti di Kampung Blumen, Distrik Jita. Satgas Mimika Sehat cukup lama bertugas di sana dan baru ditarik ke Timika pada 20 Desember 2017," jelasnya.
Belajar dari kasus wabah campak dan gizi buruk di Asmat itu, Dinkes Mimika terus membenahi sistem kewaspadaan dini pada setiap puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) di wilayah pedalaman.
Sehubungan dengan itu, kata Reynold, semua petugas kesehatan di tingkat puskesmas dan pustu harus selalu berada di tempat tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di wilayahnya, terutama jika ada peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menular dan mewabah.
Reynold mengakui hingga sekarang persebaran petugas kesehatan di Mimika belum merata, terutama antara puskesmas dan pustu dalam dan sekitar Kota Timika dengan di wilayah pedalaman.
Ke depan persebaran petugas kesehatan di kota, sekitar kota dan pedalaman Mimika perlu ditata kembali agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat jangan sampai terganggu atau malah terbengkalai. (*)
Berita Terkait
BEI gelar webinar safari Ramadhan bersama masyarakat di Tanah Papua
Jumat, 29 Maret 2024 18:56
Dinas PUPR Jayapura usulkan bangun rusunawa para medis RS Ramela
Jumat, 29 Maret 2024 18:55
Pemprov Papua ajak petani beralih gunakan pupuk organik
Jumat, 29 Maret 2024 18:09
Dua kapal Pelni layani angkutan mudik Idul Fitri di Biak
Jumat, 29 Maret 2024 18:08
Yonif 122/TS bagi susu mineral anak-anak di Kampung Banda Keerom
Jumat, 29 Maret 2024 17:00
Pemkot Jayapura sebut 50 persen ASN sudah laporkan SPT Pajak
Jumat, 29 Maret 2024 15:37
Pemkot Jayapura prioritaskan empat program pembangunan 2025
Jumat, 29 Maret 2024 15:36
Pemkab harap Paskah mampu tingkatkan spiritual umat Kristiani Jayapura
Jumat, 29 Maret 2024 15:34