Timika (Antaranews Papua) - Dinas Sosial Kabupaten Mimika, Provinsi Papua segera membangun panti rehabilitasi anak dan remaja jalanan yang representatif, termasuk untuk pembinaan dan pelatihan keterampilan sebagai bekal mereka hidup mandiri saat dewasa.
Kepala Dinsos Mimika Petrus Yumte di Timika, Selasa, mengatakan dana pembangunan panti rehabilitasi itu bersumber dari dana Otonomi Khusus Papua senilai lebih dari Rp1 miliar.
"Panti rehabilitasi anak jalanan itu sudah ada sejak lama. Namun tahun ini kami akan bangun semacam asrama bersama sarana pendukungnya. Ini penting sebagai tempat pembinaan anak-anak dan remaja yang selama ini sama sekali tidak mendapat perhatian dari orang tua mereka," kata dia.
Ia mengatakan keberadaan panti rehabilitasi anak dan remaja jalanan di Kilometer 7 Jalan Poros Timika-Mapurujaya selama ini memang kurang efektif.
Panti itu, katanya, tidak didukung dengan sarana dan prasarana pelatihan bagi mereka agar dapat memiliki keterampilan khusus untuk menunjang masa depan mereka.
"Selama ini keberadaan panti rehabilitasi tersebut memang tidak mampu mengatasi masalah yang ada pada anak-anak itu. Kalau cuma dididik dan dibina, mereka tidak akan paham. Mereka perlu diajarkan keterampilan seperti bengkel, supir dan lain-lain sehingga begitu keluar dari panti rehabilitasi mereka memiliki kemampuan untuk bisa hidup mandiri," kata dia.
Yumte mengakui cukup banyak anak dan remaja jalanan di Kota Timika yang tidak mendapatkan perhatian secara memadai dari orang tuanya. Sebagian besar dari mereka merupakan anak-anak Papua dari suku-suku asli.
"Sekarang yang ditampung di panti rehabilitasi jumlahnya sekitar 20-an orang. Tapi di luar itu masih sangat banyak. Ada banyak juga yang sudah keluar. Ada yang sudah remaja usia 18 tahun sampai 20 tahun. Ini memang masalah sosial yang harus segera dicarikan solusinya," ujar dia.
Guna pembinaan terhadap mereka, Dinsos Mimika akan berkoordinasi dengan jajaran Polres Mimika.
Selain itu, katanya, mereka juga perlu mendapat pembinaan lebih lanjut di luar Timika, melalui kegiatan di asrama-asrama yang bagus, untuk membentuk watak dan mental yang baik agar makin bisa diandalkan bagi pembangunan masyarakat dan daerah setempat.
"Persoalan yang kami hadapi yaitu kesulitan anggaran untuk membina anak-anak ini. Kalau didukung dengan anggaran yang memadai, kita bisa memberikan mereka bekal keterampilan dan lainnya," kata Yumte.
Selain pembinaan keterampilan, katanya, mereka juga diarahkan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas positif, seperti olahraga.
"Kami sering mengajak mereka untuk ikut serta pertandingan futsal atau turnamen sepakbola. Mereka memang harus diarahkan untuk selalu melakukan aktivitas positif," ujar Yumte.