Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Jerman menandatangani proyek kerja sama pembangunan berupa dana hibah senilai 37 juta euro atau senilai sekitar Rp599 miliar untuk empat program teknis di bidang tata kelola pemerintahan yang baik, pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan (TVET), perlindungan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati.
Penandatanganan kerja sama teknis tersebut dilakukan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu.
"Sebagai salah satu mitra pembangunan global Jerman, Indonesia adalah pemeran penting dalam menghadapi isu pembangunan global. Jerman mendukung semangat Indonesia untuk mencapai Agenda 2030 dan komitmennya untuk menanggulangi perubahan iklim," kata Schoof.
Dukungan Jerman bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 itu tercakup dalam empat proyek kolaborasi, yakni "Domestic Resource Mobilization for Sustainable Development", "TVET System Reform", "Peatland Rehabilitation and Management", dan "Sustainable Agricultural Value Chains in Indonesia".
Kerja sama "Domestic Resources Mobilization for Sustainable Development" berfokus pada kebijakan fiskal dan pengelolaan pajak untuk membiayai infrastruktur dan program-program sosial di Indonesia.
Program terkait TVET bertujuan untuk mendukung reformasi pendidikan kejuruan di Indonesia guna menjamin daya saing dan keahlian tenaga kerja di masa depan yang selaras dengan tuntutan pasar kerja melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas.
Di bidang lingkungan hidup, Indonesia dan Jerman bekerja sama dalam merehabilitasi dan mengelola ekosistem lahan gambut di Delta Kayan Sembakung secara berkelanjutan melalui program "Peatland Rehabilitation and Management" dengan menggandeng pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Utara dan melibatkan sektor swasta, desa adat dan organisasi masyarakat.
Terkait mitigasi perubahan ikilm, program "Sustainable Agricultural Value Chains in Indonesia" berfokus untuk mencari sumber pemasukan alternatif bagi petani kecil selain kayu dan kelapa sawit guna mencegah deforestasi lebih lanjut di Indonesia.
Dana hibah senilai Rp599 miliar untuk membiayai empat proyek tersebut berasal dari anggaran Kementerian Federal Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ) yang akan dikelola Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan kementerian/lembaga terkait lainnya, serta didukung GIZ, lembaga pembangunan Jerman yang utama.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, proyek-proyek kolaborasi tersebut merupakan refleksi dari hubungan kedua negara yang dekat dan kuat sejak 1958.
"Kita memiliki riwayat kerja sama yang panjang dan menyambut keberlangsungan kerja sama kita yang sukses dalam menemukan solusi berkelanjutan bagi isu pembangunan Indonesia dan global," kata dia.