Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi dengan magnitudo 6,0 yang melanda Halmahera Selatan pada Minggu pukul 01.22 WIT terjadi akibat aktivitas sesar aktif, namun sesar penyebab gempa tersebut masih misteri.
"Menjadi pertanyaan besar dan masih misteri. Mekanisme sumbernya berbeda dengan gempa kuat sebelumnya yang juga mengguncang Halmahera Selatan dengan magnitudo 7,2 pada 14 Juli 2019," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Gempa kuat 14 Juli, yang diikuti 177 gempa susulan, mengakibatkan enam orang meninggal dunia, 51 orang luka-luka, 3,104 orang mengungsi, 971 rumah rusak menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
"Menariknya, gempa Minggu dini hari tadi mekanismenya sesar naik sementara gempa pada 14 Juli 2019 mekanismenya sesar mendatar," tambah Daryono.
Atas dasar adanya perbedaan mekanisme sumber kedua gempa, ia mengatakan, tampaknya gempa Minggu dini hari tidak dipicu oleh Sesar Sorong-Bacan. Dia menyebut kondisi itu merupakan cerminan kompleksitas tektonik di wilayah Halmahera Selatan.
Gempa 15 September pusatnya berada di laut pada kedalaman 41 km di 0.92 LS dan 128.57 BT, 123 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan. Sementara gempa 14 Juli berpusat pada kedalaman 10 km di 62 km timur laut Kota Labuha.
Daryono mengatakan, karena lokasi episenter yang relatif berdekatan tampaknya gempa magnitudo 7,2 pada 14 Juli telah menimbulkan perubahan tegangan sehingga menyebabkan terjadinya gempa dengan magnitudo 6,0 pada Minggu dini hari.
Guncangan gempa bumi Minggu dini hari dirasakan kuat di Halmahera Selatan, khususnya Kecamatan Gane Barat Utara, Gane Luar, Gane Timur Selatan dan Kukupang. Guncangan akibat gempa juga terasa di Labuha, Maba, Bacan Timur Tengah, dan Weda.
Getaran kuat akibat gempa itu membuat warga yang sedang tidur terbangun dan berlarian keluar rumah. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang timbul akibat gempa bumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Sampai pukul 11.00 WIT, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempabumi susulan dan satu di antaranya bermagnitudo 4,1.