Timika (ANTARA) - Gereja Katolik Keuskupan Timika, Papua, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya penanganan pandemi COVID-19 di Kabupaten Mimika yang dinilai berhasil dengan semakin banyaknya pasien sembuh.
Administratur Diosesan Timika Pastor Marthin Kuayo Pr kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan dengan semakin banyaknya jumlah pasien sembuh dan makin berkurangnya pasien baru COVID-19 yang kini dirawat dan diisolasi di rumah sakit menunjukkan bahwa tim kesehatan setempat benar-benar telah bekerja keras.
"Kami tentu sangat mengapresiasi kerja keras gugus tugas daerah, terutama para petugas kesehatan yang ada di rumah-rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya karena angka penyembuhan pasien COVID-19 di Mimika sangat tinggi, sementara pasien yang dirawat semakin sedikit," kata Pastor Martin.
Pastor Marthin yang merangkap tugas sebagai Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Timika itu mengharapkan Pemkab Mimika terus berupaya maksimal agar wabah pandemi COVID-19 segera diatasi sehingga masyarakat setempat bisa hidup normal kembali untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa rasa takut terpapar COVID-19.
Dengan adanya kebijakan pembukaan kembali aktivitas penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika maupun pelayaran kapal penumpang di Pelabuhan Pomako, Pastor Marthin meminta Pemkab Mimika agar memperketat pemeriksaan kesehatan semua penumpang yang masuk ke Timika.
"Kota Timika itu merupakan kota transit orang-orang dari kabupaten pedalaman yang hendak ke Jakarta, Jayapura dan kota-kota lainnya. Tolong bandara dan pelabuhan agar diperketat. Jangan sampai begitu kita buka sebebas-bebasnya, justru kasus baru masuk lagi di Timika," ujarnya.
Gereja Katolik Keuskupan Timika juga meminta Pemkab Mimika benar-benar menjaga kondisi zona hijau distrik dan kampung di wilayah pesisir pantai dan pegunungan yang hingga kini belum terjadi penularan COVID-19.
Distrik dan kampung di wilayah pedalaman dan pesisir pantai itu merupakan wilayah permukiman masyarakat asli Papua dimana akses dan pelayanan kesehatan belum memadai sebagaimana di wilayah perkotaan.
"Kami melihat masyarakat sudah agak lelah dengan adanya pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung sekitar empat bulan. Makanya mulai kelihatan masyarakat semakin bebas, tidak mau memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Kesadaran untuk menjaga protokol kesehatan itu harus didengungkan terus supaya masyarakat tidak lupa. Kalau kita lengah lalu tidak menjalankan protokol kesehatan secara ketat, kami khawatir kasus COVID-19 di Mimika bisa naik lagi dan itu akan jauh lebih sulit untuk diatasi," ujar Pastor Marthin.
Hingga Senin ini, jumlah kumulatif kasus COVID-19 di Mimika sudah mencapai 440 kasus.
Dari jumlah itu, jumlah pasien sembuh sudah mencapai 369 orang, pasien meninggal dunia enam orang, sementara kasus aktif yang masih ditangani di rumah sakit sebanyak 65 pasien.
Saat ini terdapat tiga distrik (kecamatan) di Mimika yang berstatus zona merah yaitu Tembagapura, Mimika Baru dan Wania. Sementara satu distrik lainnya berstatus zona kuning yaitu Kuala Kencana.
Adapun 14 distrik lainnya di Mimika masih berstatus zona hijau lantaran belum ditemukan kasus COVID-19 ataupun pernah ada kasus COVID-19 namun sudah dinyatakan sembuh yaitu Distrik Mimika Timur, Iwaka dan Kwamki Narama.