Timika (Antara Papua) - Gereja Katolik Keuskupan Timika, Papua, menyerukan kepada umatnya agar memerangi segala bentuk dan praktik korupsi dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat.
Sekretaris Keuskupan Timika Pastor Bernard SCJ di Timika, Kamis, mengatakan selama masa Natal 2016 terdapat dua tema besar yang menjadi bahan permenungan umat yaitu memerangi korupsi serta ikut menyukseskan kegiatan Pilkada serentak pada 2017.
"Dalam menyambut Natal dan Tahun Baru 2017, umat Katolik Keuskupan Timika diajak agar berusaha secara maksimal menghilangkan penyakit besar di tengah masyarakat dewasa ini yaitu korupsi," kata Bernard.
Ia mengatakan upaya pemberantasan korupsi sampai ke akar-akarnya juga menjadi salah satu catatan penting yang dibahas dalam sidang umum Konferensi Wali gereja Indonesia (KWI) beberapa waktu lalu.
Gereja, kata Bernard, mengajak semua umat agar mengerahkan segala daya upaya dan kemampuannya dalam melawan arus atau pengaruh korupsi yang telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Korupsi memiliki pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat. Itu sumber dari segala macam kemiskinan, kebodohan dan lain-lain. Kalau dana yang dikorupsi itu bisa digunakan untuk pembangunan manusia sudah tentu kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan bersama pasti akan terwujud," ujarnya.
Adapun menghadapi penyelenggaraan Pilkada serentak pada Februari 2017, Gereja Katolik Keuskupan Timika mengingatkan umat setempat agar memberi arah atau pengaruh di tengah masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan atau hak politik itu secara baik.
"Pemimpin-pemimpin daerah yang dipilih oleh masyarakat harus benar-benar selektif yaitu orang-orang yang bisa mengatur kehidupan bersama secara baik dan jujur. Umat Katolik dilarang keras memilih pemimpin karena pengaruh uang atau karena pengaruh kekuasaan yang justru pada akhirnya membuat kehidupan masyarakat menjadi semakin buruk," kata Bernard.
Keuskupan Timika mengharapkan agar umat dapat menyambut perayaan Natal tahun ini dengan penuh sukacita, damai dan kegembiraan.
"Meskipun di sana-sini kita masih terus menyaksikan situasi di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin memprihatinkan, umat harus tetap membangun rasa optimisme bahwa situasi yang memprihatinkan itu akan berubah kalau setiap orang memiliki semangat hidup dan mau memperbaharui diri," kata Bernard.
Menyambut perayaan Natal tahun ini, Keuskupan Timika mendatangkan sejumlah tenaga pastor (imam) dari luar seperti dari Palembang, Jakarta, Nusa Tenggara Timur dan Jayapura.
"Sampai sekarang kami masih kekurangan tenaga imam untuk memberikan pelayanan misa di gereja-gereja di pedalaman. Syukurlah pada tahun-tahun terakhir ini tinggal lima paroki yang belum memiliki pastor tetap," jelas Bernard.
Pastor-pastor tamu itu nantinya akan memimpin perayaan misa Natal di gereja-gereja wilayah pedalaman dan pesisir pantai.
"Mereka akan membantu pelayanan misa di paroki-paroki yang tidak ada pastornya selama masa Natal, tapi juga di paroki-paroki besar yang memiliki banyak stasi seperti Kokonao (ibu kota Distrik Mimika Barat) dan Mapurujaya (ibu kota Distrik Mimika Timur). Untuk pelayanan misa Natal di Kokonao, akan ada empat pastor yang membantu di sana," jelasnya.
Adapun Uskup Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr akan merayakan Natal bersama umat di Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai.
Selain memimpin misa Natal di Enarotali, Uskup John Saklil sekaligus melakukan kunjungan kegembalaan di dekenat-dekenat daerah pegunungan tengah wilayah barat Papua.
"Mudah-mudahan perayaan Natal tahun ini membuat umat semakin bersemangat dengan penuh optimisme dalam hidup bersama meskipun menghadapi banyak tantangan," harap Bernard. (*)