Jakarta (ANTARA) - Jumlah dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah menjadi total 136 orang menurut data terkini Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Menurut siaran pers IDI yang diterima di Jakarta, Kamis, dalam sepekan terakhir ada empat dokter yang meninggal dunia akibat infeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab COVID-19.
IDI menyebutkan bahwa dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19 terdiri atas 69 dokter umum termasuk empat guru besar, 63 dokter spesialis termasuk di antaranya lima guru besar, serta dua residen atau dokter spesialis yang sedang menjalani tugas penempatan.
Dokter-dokter yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona tercatat berasal dari Jawa Timur (32), Sumatra Utara (23), DKI Jakarta (19), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (9), Sulawesi Selatan (6), Bali (5), Sumatra Selatan (4), Kalimantan Selatan (4), Aceh (4), Kalimantan Timur (3), Riau (4), Kepulauan Riau (2), Yogyakarta (2), Nusa Tenggara Barat (2), Sulawesi Utara (2), Banten (2), dan Papua Barat (1).
Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) mengatakan bahwa kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan akibat COVID-19 masih terjadi dan semakin mengkhawatirkan.
"Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri," katanya.
"Tidak hanya masyarakat, namun kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," ia menambahkan.
Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan Tim Mitigasi PB IDI Dr dr Eka Ginanjar, SpPD-KKV mengemukakan bahwa masih banyak warga yang setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan.
Menurut dia, hal itu terlihat dari dari banyaknya orang yang belum memakai masker secara benar, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, serta abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah.
Ia menekankan pentingnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan virus dari orang yang terserang COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala ringan.
"Orang yang merasa baik-baik saja padahal sebenarnya membawa virus ini biasanya belum pernah melakukan testing COVID-19, kemudian melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan, dan lalu menularkannya pada orang lain yang rentan," katanya.
"Orang yang mengalami gejala seperti flu walaupun hanya ringan janganlah meremehkan hal ini. Hindari keluar rumah ataupun berkumpul dan segera lakukan testing. Dalam banyak hal, orang-orang masih sulit mempercayai keberadaan COVID-19 saat ini," kata Eka.
Berita Terkait
IDI abadikan 730 dokter wafat saat pandemi dalam monumen Menteng
Kamis, 17 Maret 2022 13:57
Dokter RSUP: Mayoritas pasien omicron alami nyeri dan gatal tenggorokan
Jumat, 4 Februari 2022 7:59
Dokter di Kota Medan bantah berikan suntikan vaksin kosong ke siswa SD
Senin, 24 Januari 2022 19:27
Kiat makan bersama di masa pandemi COVID-19 menurut dokter
Senin, 13 Desember 2021 14:13
Dokter pelajari munculnya reumatik autoimun usai sembuh COVID-19
Sabtu, 4 Desember 2021 5:59
Penyandang diabetes segera ke dokter bila tiba-tiba sakit berat
Sabtu, 13 November 2021 11:11
120,89 juta penduduk RI telah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama
Selasa, 2 November 2021 18:47
Dokter UI: Jangan lengah meski sudah dapat vaksinasi COVID-19
Sabtu, 30 Oktober 2021 16:12