Jayapura (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura memprakirakan puncak musim hujan di Papua terjadi bulan Januari-Februari 2023.
Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Dony Christianto di Jayapura, Selasa, mengatakan dengan adanya prakiraan tersebut hendaknya jadi perhatian bagi masyarakat akan potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor.
Masyarakat dihimbau untuk mengelola wilayah tempat tinggalnya dalam menghadapi potensi bencana.
Selain itu masyarakat dihimbau untuk memperbaharui informasi cuaca dan iklim melalui kanal media sosial milik BMKG atau dapat mendapat informasi langsung di kantor BMKG terdekat.
Saat ini, kata Dony, terdapat beberapa perubahan yang secara langsung mempengaruhi dan merubah pewilayahan zona musim di Indonesia.
Sebelumnya terdapat 342 zona musim (ZOM) dan 65 non zona musim (Non ZOM) dan terjadi penambahan ZOM menjadi 699 ZOM yang terbagi menjadi 3 tipe musim utama dan 9 sub-tipe musim.
Penggunaan ZOM baru ini telah dilakukan sebagai standar baru dalam prakiraan musim hujan 2022/2023, jelas Dony.
Dikatakan, wilayah utara Papua sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang mengalami perubahan ZOM dimana sebelumnya terdapat 3 ZOM dan 5 Non ZOM, saat ini menjadi 30 ZOM yang terbagi menjadi 17 ZOM tipe monsunal-1, 5 zom tipe monsunal-2, 4 zom tipe lokal-1, dan 4 zom tipe ekuatorial-1.
Berdasarkan kondisi atmosfer dari update data 20 September 2022 yang dirilis BMKG, kondisi ENSO terpantau saat ini berada pada kondisi La Nina Moderate (-1.10) dan diprakirakan terus berlangsung hingga Desember 2022.
Kemudian kondisi Dipole Mode yang saat ini berada dalam kondisi IOD Negatif (-0.89) dan diprakirakan akan terus terjadi hingga Desember 2022 dimana suhu muka laut di wilayah Indonesia terpantau berada dalam kondisi hangat dan diprakirakan dalam kondisi hangat hingga November 2022, kata Dony.
Ditambahkan, untuk wilayah Papua suhu muka laut terpantau dalam kondisi hangat dan diprakirakan terus berlangsung hingga November 2022.
Dari pantauan BMKG dalam tiga tahun terakhir
Indonesia dihadapkan pada kejadian La Nina berturut-turut (Triple Dip La Nina) dan IOD Negatif sehingga memicu musim kemarau singkat dan hujan sepanjang tahun di beberapa Negatif sehingga memicu musim kemarau singkat dan hujan sepanjang tahun di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya wilayah utara Papua.
Dari kondisi atmosfer tersebut, musim hujan 2022/2023 di wilayah utara Papua diprakirakan cenderung maju dan sama dibandingkan dengan normalnya.
Musim hujan diprakirakan masuk di bulan September-Oktober dimulai Keerom bagian selatan, Jayapura bagian tenggara, Pegunungan Bintang bagian utara, Yahukimo bagian utara, Yalimo bagian utara di awal September (September I).
Kemudian berlanjut ke daerah Keerom bagian tengah (Papua_8), Keerom bagian barat laut dan sebagian Jayapura dimana awal musim hujan diprakirakan akan mulai di September III (akhir bulan September), untuk wilayah Jayawijaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah bagian selatan, Yalimo bagian barat daya, Tolikara bagian selatan, Yahukimo bagian tengah, Puncak bagian timur.
"Kemudian Puncak Jaya bagian selatan, Pegunungan Tengah bagian tengah dan barat, Yalimo bagian barat yang akan memasuki musim hujan di bulan awal bulan Oktober (Oktober I) dan terakhir di wilayah Jayapura bagian utara, Sarmi bagian timur yang akan memasuki musim hujan di Oktober II atau pertengahan Oktober," jelas Dony Christianto.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul:
BMKG prakirakan puncak musim hujan di Papua awal tahun 2023