"Bahkan, hingga awal bulan Oktober 2022 masih ada laporan tentang warga yang terkena DBD di Kota Jayapura," kata Kepala Dinkes Jayapura dr Nyoman Antari kepada ANTARA di Jayapura, Rabu.
Namun, setelah ditangani intensif, kata dia, warga yang terkena DBD itu berangsur sembuh setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Ia menjelaskan kasus DBD tertinggi terjadi di bulan Juni lalu, yakni mencapai 18 kasus.
Karena itu, pihaknya berharap masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan gerakan 3M, yakni membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur berbagai benda, yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Karena itu, pihaknya berharap masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan gerakan 3M, yakni membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur berbagai benda, yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Memang setelah ada laporan terkait warga yang terkena DBD, katanya, maka petugas kesehatan akan langsung melakukan fogging atau pengasapan di wilayah tersebut.
"Namun, kami senantiasa berharap warga lebih peduli akan kebersihan di sekitar permukimannya agar tidak menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak," kata Nyoman Antari.
Sementara itu Magdaleba, warga di Kelurahan Bhayangkara, Distrik Jayapura Utara mengaku salah satu anggota keluarganya terkena DBD yang sempat dirawat di rumah sakit.
Sementara itu Magdaleba, warga di Kelurahan Bhayangkara, Distrik Jayapura Utara mengaku salah satu anggota keluarganya terkena DBD yang sempat dirawat di rumah sakit.
Selain keponakannya, juga ada beberapa tetangga yang keluarganya terkena DBD dan saat ini sudah dinyatakan sembuh.
"Kami berharap petugas kesehatan kembali melakukan pengasapan secara menyeluruh guna membunuh nyamuk Aedes aegypti, " demikian Magdaleba.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes: Sejak Januari, 92 warga Kota Jayapura terserang demam berdarah