Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua berharap peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 menjadi momentum untuk seluruh pemangku kepentingan saling bergotong-royong agar anak-anak di Bumi Cenderawasih bebas stunting.
Kepala Dinas Sosial Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Provinsi Papua Nius Wenda di Jayapura, Kamis, mengatakan permasalahan stunting merupakan salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM) sehingga mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari segi kesehatan maupun sisi produktivitas ekonomi.
“Untuk itu pada kesempatan emas ini kami ingin mengajak semua baik sebagai abdi negara, anggota masyarakat dan keluarga-keluarga untuk saling peduli bergotong-royong dalam mendukung penurunan angka stunting di tanah Papua,” katanya.
Menurut Nius, bentuk kepedulian dan gotong-royong merupakan hal yang penting untuk dilakukan secara bersama-sama. Untuk itu pihaknya menghimbau seluruh pimpinan lembaga dan organisasi agar dapat bergabung berperan sebagai Bapak dan Ibu Asuh Anak Stunting.
“Selain itu mari giatkan keluarga-keluarga untuk gemar mengkonsumsi makanan bergizi, karena makanan bergizi bukanlah makanan mahal, ada banyak pangan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan bergizi bagi keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Nerius Auparai mengatakan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen dan untuk Provinsi Papua berada di angka 34,6 persen.
“Oleh karena itu semua harus mengerahkan segala daya upaya sehingga target 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai,” katanya.
Sebelumnya, telah dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua telah menggelar puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 yang berlangsung di halaman kantor BKKBN Kota Jayapura, Papua, Kamis (27/7).