Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, Papua Pegunungan menyatakan sekolah adat mampu menjaga eksistensi nilai-nilai budaya masyarakat adat di daerah setempat.
Pemkab Jayawijaya melalui Dinas Pendidikan meresmikan sekolah adat di Distrik Walelagama guna memberikan kesempatan generasi muda untuk mempertahankan nilai-nilai budaya masyarakat Papua Pegunungan, khususnya Kabupaten Jayawijaya.
Bupati Jayawijaya Atenius Murib saat dihubungi di Wamena, Minggu, menjelaskan peranan penting sekolah adat dalam menjaga nilai-nilai budaya masyarakat Papua Pegunungan, khususnya Lembah Baliem.
“Di sekolah-sekolah adat akan diajarkan bagaimana generasi muda dapat mempertahankan nilai-nilai budaya, salah satunya dengan berbahasa Dani di setiap aktivitas proses belajar mengajar,” katanya.
Menurut dia, kehadiran sekolah adat di Distrik Walelagama menjadi acuan pemerintah dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal melalui pendidikan resmi.
“Kami akan minta ke Dinas Pendidikan untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap eksistensi sekolah adat di Walelagama, dan kalau bisa ke depan sekolah adat dapat hadir di distrik lainnya,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Kaleb Asso mengatakan sekolah adat bertujuan menjaga eksistensi masyarakat adat dalam mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal di daerah itu.
“Informasi yang kami ketahui bahwa sekolah adat ini akan menawarkan berbagai kegiatan, seperti PAUD/TK dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Sekolah Minggu, lapak baca, seni tari, seni lukis, kerajinan tangan, bahasa daerah, dan bahasa asing,” katanya.
Dia berharap, sekolah adat dapat terus bertumbuh di 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya sehingga generasi muda setempat dapat menjaga kesakralan nilai-nilai luhur adat istiadat Lembah Baliem itu.
“Kami akan terus memberikan dukungan terhadap keberadaan sekolah adat sehingga dapat menjadi suatu nilai positif dalam pengembangan pendidikan yang berkearifan lokal,” ujarnya.